Symantec Kenalkan Cara Baru Mendeteksi Virus  

Reporter

Editor

Selasa, 4 Agustus 2009 08:36 WIB

Sistem Reputasi Virus
TEMPO Interaktif, Jakarta - Anak muda itu, Carey Nachenberg, adalah potret sebuah gairah yang meletup-letup soal antivirus. Di otaknya seperti tertulis sejarah revolusi ledakan virus komputer.

Dia mulai bergabung dengan perusahaan software komputer Norton pada 19 tahun yang lalu, dua tahun setelah itu dia berkecimpung dalam urusan mencari virus beserta obat pembasminya. Tapi, lelaki itu tak pernah membayangkan serangan virus dan intrusi ke komputer sampai semeledak sekarang.

Lihatlah, pada 2000, Symantec, salah satu perusahaan ternama pembuat antivirus, berhasil mendeteksi 1.500 jenis (signature) virus. Setahun kemudian, jumlah itu meningkat 13,6 kali lipat menjadi 20.547 virus. Lalu, sembilan tahun kemudian, pada 2009 ini, sudah ditemukan 2,5 juta virus! Benar-benar revolusi yang dahsyat. Padahal tahun lalu baru ada 1,8 juta virus baru. Itu belum ditambah lagi dengan ancaman lain seperti trojan, cacing komputer yang total serangannya tahun ini mencapai 120 juta!

Dengan perkembangan itu, "Jangan heran bila peneliti kami, seperti Carey Nachenberg, rambutnya dari gondrong berubah jadi botak. Rontok memikirkan virus baru," kata David Hall, Senior Manager Product Marketing Symantec Asia-Pasifik, setengah bercanda. Dia lalu menunjuk foto evolusi rambut Nachenberg dari tahun ke tahun. Salah satu produk bikinan Nachenberg adalah fitur membasmi cacing komputer Code Red.

Dengan jutaan virus baru yang muncul setiap tahun, menurut Gary Egan, Director Product Management Symantec Asia-Pasifik, nyaris tak mungkin antivirus cuma mengandalkan teknologi lama, yakni cuma melakukan scanning terhadap berkas atau file. Dalam acara Symantec's Technical Reviewer Workshop di Singapura pada 16-17 Juli lalu, Egan menuturkan, virus beranak pinak luar biasa cepatnya. Kadang mereka lahir dengan nama berkas yang berbeda dan ciri-ciri yang berbeda. Database dari perusahaan antivirus kadang tak bisa mengimbangi cepatnya perkembangan virus. Karena itulah, Symantec mengenalkan teknologi baru untuk mengetahui sebuah berkas dianggap baik atau jahat buat komputer. Teknologi itu adalah reputasi.

Cara kerja teknologi ini mirip dengan kebiasaan para pengguna Internet selama ini. Misal, saat orang ingin ke restoran, orang bertanya kepada teman atau situs Internet, mana restoran yang paling enak masakannya, paling terjangkau harganya, atau yang asyik suasananya. Ada yang memberi nilai baik, ada juga yang memberi nilai buruk pada sebuah restoran. Bila dirata-rata, didapatlah nilai reputasi sebuah restoran.

Cara inilah yang ditiru Symantec. Saat diunduh dari komputer, sebuah berkas dokumen akan dicocokkan dengan pusat data Symantec, apakah berkas itu memiliki reputasi baik atau jahat. Symantec selama ini bekerja sama dengan 130 juta pengguna aktif Symantec. Mereka selalu memberikan masukan kalau ada virus baru. Dalam satu hari, laboratorium Symantec menerima kiriman 5 sampai 20 juta virus. Dengan mengutip "pendapat" 130 juta pengguna aktif itu, Symantec dengan mudah membangun database yang bisa menyeleksi apakah sebuah berkas digolongkan "baik", "jahat", atau malah "belum jelas" identitasnya.

Bila berkas itu tergolong "baik", komputer tak akan memindainya, melainkan langsung menerima. Kalau berkas itu tergolong "jahat", berkas itu langsung ditolak. Adapun bila berkas itu masih "belum jelas" statusnya, komputer akan memindainya dan mencocokkan dengan database virus. "Jadi tak semua berkas harus dipindai. Ini akan lebih enteng karena memindai file butuh waktu dan energi yang lama," kata Hall.

Sistem reputasi ini akan diperkenalkan pada produk Symantec terbaru, yakni Norton 2010. Cara ini membuat antivirus Symantec lebih enteng, tapi juga efektif membekuk virus karena ditolong oleh reputasi yang dijaga oleh 130 juta pengguna aktif.

Burhan Sholihin (Singapura)

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

23 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

24 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

28 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

30 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

31 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

32 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

32 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

35 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

36 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya