Persamaan Banjir Bangkok dan Banjir Jakarta  

Reporter

Editor

Minggu, 13 November 2011 03:45 WIB

Sejumlah pria menaiki perahu darurat untuk meninggalkan kawasan yang dilanda banjir di Bangkok, Thailand, (26/10). AP/Altaf Qadri

TEMPO Interaktif, Jakarta - Banjir besar yang melanda Bangkok disebabkan oleh ekploitasi air tanah besar-besaran yang menyebabkan turunnya permukaan tanah. Diperkirakan air akan terus menggenangi kota untuk jangka waktu lama.

Penduduk Kota Bangkok tinggal di tanah endapan (delta) yang dibentuk oleh Sungai Chao Phraya. Di bawah delta ini terdapat lapisan akifer yang menjadi tandon air raksasa bagi penduduk kota. Selama puluhan tahun terakhir penduduk Bangkok hanya menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih.

"Padahal terdapat hubungan antara konsumsi air tanah dan penurunan permukaan tanah," kata peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Robert M. Delinom dalam percakapannya dengan Tempo usai pengukuhan dirinya menjadi profesor riset di Jakarta, Jumat, 11 November 2011.

Menurut pria yang aktif meneliti delta Sungai Chao Phraya ini, penurunan permukaan tanah Kota Bangkok sampai posisi terendah Oktober lalu. Ketika itu permukaan air sungai lebih tinggi dari permukaan tanah, mengakibatkan air sungai meluap ke kota.

Banjir akibat penurunan permukaan tanah berdampak fatal. Berbeda dengan banjir umumnya, sangat sulit menguras air agar keluar dari kota. "Penanganannya butuh kerja luar biasa. Banjir bisa berlangsung hingga beberapa pekan bahkan beberapa bulan mendatang," tutur dia.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membangun bendungan kuat di pinggir sungai. Cara ini berfungsi menahan bertambahnya air sungai masuk ke kota. Setelah itu barulah pemerintah menciptakan drainase baru untuk memompa air dari darat ke sungai atau laut.

Bangkok sendiri memiliki kemiripan dengan Jakarta. Kedua ibu kota negara ini sama-sama terbentuk dari tanah endapan sungai. Beruntung, Jakarta memiliki struktur geologi lebih kompleks sehingga penurunan permukaan tanah tak akan sehebat yang terjadi di Bangkok.

Meski tak akan mengalami banjir akibat penurunan tanah, banjir Jakarta berasal dari penyebab berbeda. Penyebab pertama datang dari air kiriman dari Bogor. Hal ini wajar terjadi mengingat terjadinya penurunan luasan daerah resapan air di Kota Hujan.

Penyebab kedua banjir Jakarta berasal dari kemunculan bendungan bawah tanah yang memanjang dari barat ke timur di selatan Jakarta. Bendungan ini terbentuk oleh struktur geologi kedap air yang menghalangi turunnya air tanah dari kawasan tinggi ke laut. Akibatnya, kawasan di atas bendungan alam seperti Cibubur, Depok, Pasar Minggu, dan Serpong lebih cepat mengalami kejenuhan dan air akan meluncur deras dari kawasan ini.

Pemerintah Kota Jakarta bisa mencegah terjadinya banjir dengan menciptakan sistem drainase yang lebih bagus sehingga membantu air mengalir ke laut. Selain itu Pemerintah Jakarta diingatkan untuk menjadikan daerah resapan air sebagai bagian vital dalam manajemen kota.

Beberapa daerah resapan kini mengalami alih fungsi menjadi kawasan perkantoran dan perumahan, sehingga volume air yang masuk melalui daerah penyerap air berkurang drastis. Dari sinilah terbentuk genangan yang kemudian meluas menjadi banjir Jakarta.

ANTON WILLIAM

Berita terkait

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

10 jam lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

6 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

6 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

6 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

7 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

7 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

8 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

9 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya