TEMPO.CO , Helsinki - A1 Agregator Limited, spesialis pembuat aplikasi palsu berisi malware kena batunya.
Dikutip dari situs teknologi The Verge, Jumat, 25 Mei 2021, aksi perusahaan asal Latvia ini berhasil dihentikan oleh Payphone Plus, regulator yang mengatur layanan telepon premium Inggris.
Mereka juga diwajibkan membayar denda sebesar 50 ribu Poundsterling atau sekitar Rp 740 juta.
Perusahaan ini beroperasi pada November tahun lalu dengan memalsukan aplikasi populer seperti Angry Birds, Assassin's Creed dan juga Cut the Rope dan menempatkannya pada Google Play yang saat itu masih disebut Android Market. Bila dipasang dalam perangkat, aplikasi abal-abal tersebut tak dapat dijalankan.
Tiap kali dibuka, aplikasi tersebut malah mengirim tiga kali SMS premium dengan total biaya 15 poundsterling, atau Rp 222 ribu. Pengguna umumnya baru menyadari telah menjadi korban setelah menerima tagihan telepon bulanannya. Salah seorang korban bahkan mengalami kerugian mencapai 80 Poundsterling, atau sekitar Rp 1,1 juta.
Meskipun hanya menerima 34 laporan atas kasus ini, Payphone Plus memerintahkan perusahaan tersebut untuk mengganti seluruh kerugian korban, baik yang memasukkan laporan atau tidak, dalam jangka waktu maksimal tiga bulan.
Payphone Plus menyatakan serangan ini terjadi di 18 negara, dan di Inggris sendiri menimbulkan kerugian sebesar 27.850 Poundsterling atau Rp 413,6 juta yang diderita oleh 1.391 pengguna ponsel di negara tersebut. Serangan malware ini diidentifikasi sebagai RuFraud dan diperkirakan telah diunduh sekitar 14 ribu kali secara global.
THE VERGE | TELEGRAPH | RATNANING ASIH
Berita terkait
Pembaruan Keamanan Twitter Cegah Konten Kasar
2 Maret 2017
Twitter menyediakan lebih banyak metode untuk mengendalikan
pengalaman para penggunanya.
Empat Langkah Hindarkan Ponsel dari Ancaman Spyware
30 Januari 2017
Spyware bisa menyusup ke aplikasi, lalu menyembunyikan diri.
Baca Selengkapnya3 Kesalahan Utama dalam Membuat Password Akun Internet
18 Januari 2017
Kata sandi atau password yang sederhana sering jadi penyebab
kerentanan keamanan internet
Peneliti Jepang Salin Sidik Jari dari Foto, Ini Bahayanya
18 Januari 2017
Data sidik jari bisa disalin dari sebuah foto digital seseorang yang berpose dua jari "V" atau tanda damai.
Baca SelengkapnyaPernah Bantu FBI Bobol iPhone, Perusahaan Israel Ini Diretas
16 Januari 2017
Perusahaan Israel, yang pernah mambantu FBI meretas data iPhone, kini terkena peretasan.
Baca SelengkapnyaNorton by Symantec: Ransomware Kian Berbahaya
21 Juli 2016
Angka infeksi ransomware meningkat setiap tahun. Pada 2015,
angka itu mencapai rekornya.
Laman Antivirus Ini Tawarkan Layanan hingga Paska Penjualan
12 April 2016
"Produk reseller kami dukung mulai dari instalasi awal, perawatan, hingga perbaikan,"
Baca SelengkapnyaIni Virus-virus Trojan yang Menyerang Ponsel Android
4 Maret 2016
Virus tersebut banyak menginfeksi perangkat berbasis Android versi 4.4.4 dan sebelumnya.
Honeywell Tawarkan Alat Kendali Anjing Latih ke Polda Metro
22 Februari 2016
Kemampuan K9 bermanfaat sebagai deteksi dini jika lokasi tersebut mengandung gas atau racun.
Baca SelengkapnyaDuh, Situs Setkab.go.id Diretas, Ada Tengkorak & Musik Disko
24 Desember 2015
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku sudah mengetahui ihwal peretasan tersebut.
Baca Selengkapnya