Path Populer, Didirikan Mantan Eksekutif Facebook  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 4 November 2012 10:09 WIB

Path.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah kodratnya bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Pada era digital seperti saat ini, interaksi sosial bisa dilakukan, baik secara fisik maupun virtual. Itulah yang membuat layanan jejaring sosial tumbuh subur.

Facebook dan Twitter adalah contoh dua jejaring sosial yang paling sukses di jagat maya. Kesuksesan keduanya lantas banyak diikuti. Ada yang berkembang, ada pula yang tertatih-tatih. Path adalah salah satu yang mulai digemari.

Layanan jejaring sosial ini didirikan oleh Dave Morin, mantan eksekutif Facebook. Itu sebabnya, banyak fitur yang mirip situs jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut. Misalnya, fitur berbagi status dengan pengguna lain yang dapat langsung memberi komentar.

Meski begitu, tak semua fitur Path menyontek Facebook. Sementara di Facebook ekspresi yang bisa ditampilkan hanya “Like”, pada Path terdapat variasi emoticon yang lebih banyak: senyum, tertawa, terkejut, cemberut, dan ikon jantung sebagai simbol cinta.

Hal lain yang membedakan adalah Path, yang diluncurkan dua tahun lalu dan hingga pertengahan tahun ini jumlah akun yang terdaftar sekitar 3 juta orang, hanya membolehkan pengguna memiliki 150 teman.

Pembatasan itu tentu ada alasannya. Morin menyebutkan bahwa angka itu muncul lantaran, berdasarkan pengamatannya, jumlah teman yang biasa diajak seseorang untuk menghadiri acara ulang tahun sebanyak 100-250 orang.

"Kami ingin membangun jaringan dengan kualitas tinggi yang membuat orang-orang saling berbagi dengan nyaman kapan saja," kata Morin. Di Facebook, batasan jumlahnya maksimal 5.000 orang, dan bisa ditambah menggunakan fitur fans page.

Dengan pembatasan ini, Path berupaya mengarahkan kegiatan berbagi berjalan dengan lebih intim, yaitu orang yang benar-benar saling mengenal. Selain itu, pengaturan bawaan aplikasi Path ini diatur sebagai private sehingga, selain teman yang telah diterima, tidak ada yang bisa melihat posting pengguna.

Satu hal yang menarik, Path memiliki fitur untuk mengedit foto yang akan di-posting dengan berbagai pilihan filter, seperti Instagram. Pilihan filter pun beragam, mulai ansel dengan warna hitam-putih, instant yang menampilkan efek sephia, dan berbagai filter lain yang membuat tampilan foto seperti diambil dari kamera Lomo. Ini mirip aplikasi Instagram, yang populer di kalangan anak muda untuk berbagi foto.

Path tidak ditujukan sebagai jejaring sosial semata, tapi juga jurnal penggunanya. Hal itu karena dalam aplikasi ini pengguna dapat menampilkan kegiatan yang spesifik, seperti pergi dan bangun tidur.

Dengan Path, pengguna juga bisa secara khusus berbagi judul buku yang sedang dibaca atau musik yang sedang didengarnya, dengan dilengkapi foto thumbnail buku atau album tersebut. Selain itu, seperti FourSquare, pengguna juga dapat berbagi lokasi tempat ia berada.

Banyaknya kategori posting-an ini merupakan salah satu kelebihan Path. Namun hal ini bisa juga menjadi kekurangannya karena terdapat risiko pengguna akan over-sharing atau terlalu banyak berbagi informasi dalam timeline miliknya.

Posting yang dikirim pun dapat langsung ditembuskan ke jejaring sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter. Aplikasi ini sekarang bisa diunduh dari ponsel berbasis iOS dan Android secara gratis.

RATNANING ASIH


Terpopuler:
10 Pencarian Terpopuler Google Pekan Ini

Tiga dari Empat Ponsel Cerdas Pakai Android

Khosik, Gajah yang Bisa Meniru Suara Manusia

Kicauan Soal Badai Sandy Kalahkan Aksi Madonna

Tiga Pejabat Eksekutif Facebook Jual Sahamnya

10 Game Terlaris 2012

Berita terkait

Saingi YouTube, Facebook Luncurkan Watch  

15 Agustus 2017

Saingi YouTube, Facebook Luncurkan Watch  

Facebook akan segera meluncurkan fitur 'Watch' yang memungkinkan pengguna menonton dan streaming video di media sosial mereka.

Baca Selengkapnya

Kaskus Gelar Kopi Darat, Bisa Transaksi Langsung Barang Lapak

10 Agustus 2017

Kaskus Gelar Kopi Darat, Bisa Transaksi Langsung Barang Lapak

Kaskus akan menghadirkan acara kopi darat (Kopdar) MARKAS "The Happiest Community Marketplace" yang akan diadakan pada 26-27 Agustus.

Baca Selengkapnya

Lampaui Apple, Spotify Siap Go Public dengan 60 Juta Pelanggan

1 Agustus 2017

Lampaui Apple, Spotify Siap Go Public dengan 60 Juta Pelanggan

Spotify telah menambah 20 juta pelanggan berbayar dalam waktu
kurang dari satu tahun.

Baca Selengkapnya

Spotify dan Sony Music Capai Kesepakatan Lisensi

13 Juli 2017

Spotify dan Sony Music Capai Kesepakatan Lisensi

Setelah menjalin kesepakatan lisensi dengan Sony Music, Spotify masih mengejar kontrak serupa dengan Warner Music Group.

Baca Selengkapnya

Ada 4 Kategori Pengguna Facebook, Anda Masuk yang Mana?

8 Juli 2017

Ada 4 Kategori Pengguna Facebook, Anda Masuk yang Mana?

Tiga profesor komunikasi dari Brigham Young University mengidentifikasi ada empat kategori pengguna Facebook.

Baca Selengkapnya

SoundCloud Pecat 173 Karyawan dan Tutup 2 Kantor  

7 Juli 2017

SoundCloud Pecat 173 Karyawan dan Tutup 2 Kantor  

Perusahaan layanan streaming musik, SoundCloud, mengumumkan telah memecat 173 karyawannya dan dua kantornya.

Baca Selengkapnya

Skype Preview Bisa Kirim Gambar dari Aplikasi Lain

4 Juli 2017

Skype Preview Bisa Kirim Gambar dari Aplikasi Lain

Versi beta Skype, yang dikenal sebagai Skype Preview, baru saja diperbarui dengan sejumlah fitur.

Baca Selengkapnya

Hiburan Gratis untuk Para Pemudik dari Tribe

22 Juni 2017

Hiburan Gratis untuk Para Pemudik dari Tribe

Pelanggan yang mengunduh dan menonton tayangan Korea di Tribe berkesempatan memenangkan hadiah menonton Konser Music Bank di Singapura.

Baca Selengkapnya

6 Aplikasi Pemutar Musik Terpopuler untuk Android

5 Juni 2017

6 Aplikasi Pemutar Musik Terpopuler untuk Android

Masing-masing aplikasi pemutar musik untuk Android ini memiliki
antarmuka (UI) yang indah dengan desain elegan dan animasi yang
bermakna.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Virtual Reality dan Augmented Reality?

21 Mei 2017

Apa Itu Virtual Reality dan Augmented Reality?

Masih banyak yang salah kaprah dan tak mengetahui letak perbedaan virtual reality dengan augmented reality.

Baca Selengkapnya