Jejak Samsung di Ranah Ponsel

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 19 Februari 2013 17:35 WIB

REUTERS/Tobias Schwarz

TEMPO.CO, Jakarta - Samsung adalah sebuah anomali. Pada akhir tahun lalu, perusahaan yang didirikan Lee Byung-chull ini menjadi pembuat telepon seluler terbanyak di dunia. Pangsa pasarnya mencapai 29 persen, dengan taksiran pendapatan sebesar US$ 149 miliar atau sekitar Rp 1.400 triliun.

Padahal, 75 tahun lalu, Samsung didirikan bukan untuk menjadi perusahaan elektronik. Bahkan, mungkin hal itu tak pernah terbayangkan dalam benak Lee Byung-chull. Samsung awalnya adalah sebuah perusahaan penjual ikan kering dan mi di Kota Daegu, Korea Selatan.

Seiring dengan berjalannya waktu, Samsung bermetamorfosis. Meski harus jatuh-bangun--dari masalah produk yang gagal di pasar hingga digugat sebagai pelanggar hak paten--toh tahun lalu menjadi puncak sukses Samsung, yang dalam bahasa Korea bermakna “Tiga Bintang”.

Untuk pertama kali, perusahaan yang bertengger di peringkat ke-20 dalam daftar Fortune Global 500 ini menggeser posisi Nokia sebagai pembuat telepon seluler terbanyak. Ini terjadi setelah Samsung menggeluti bisnis ponsel cerdas tiga tahun lalu.

Tak hanya itu, Samsung meraih peringkat yang sama untuk kategori penjualan ponsel cerdas, dengan memasarkan 215 juta unit ponsel secara global. Namun, untuk pasar Amerika Serikat, yang merupakan pasar ponsel cerdas terbesar, Samsung masih kalah oleh Apple dengan produk andalannya, iPhone.

Jejak kesuksesan Samsung dimulai ketika perusahaan ini memperkenalkan ponsel Galaxy SI, yang berbasis sistem operasi Android besutan Google. Perusahaan asal Taiwan, HTC, sebenarnya merupakan vendor pertama yang meluncurkan ponsel cerdas berbasis Android, yang disebut Google Phone pada saat itu.

Namun, lewat strategi pemasaran yang agresif dan pemasangan berbagai iklan di sejumlah media, dari media sosial hingga komersial, Samsung mampu merebut perhatian publik. Bahkan, mengalahkan HTC, yang minim iklan.

“Kami punya produk bagus, tapi banyak orang yang tidak tahu,” kata Todd Pendleton, Kepala Marketing Samsung Mobile, di Amerika. Untuk pemasangan iklan di Negeri Abang Sam, Samsung merogoh kocek sekitar US$ 350 juta (Rp 3,4 triliun) pada tahun lalu. Jumlah itu naik 80 persen dibandingkan nilai anggaran pada tahun sebelumnya.

Selain pemasaran yang agresif, Samsung mendominasi pasar karena mampu memproduksi sendiri komponen ponsel cerdasnya, seperti layar dan prosesor. Ini yang tak dimiliki para pesaingnya, seperti Nokia, Lenovo, atau Apple. Hanya, sistem operasi ponsel cerdas Samsung memang belum dibuat sendiri dan masih bergantung pada Android.

Untuk diversifikasi, belakangan Samsung membuat ponsel dengan sistem operasi Windows Phone 8 buatan Microsoft, yakni Ativ Odyssey. Selain itu, pada tahun ini Samsung mencoba mengembangkan sistem operasi terbuka bernama Tizen lewat kerja sama dengan Intel.

Memiliki sistem operasi sendiri adalah hal krusial bagi Samsung. Hal itu bisa menghubungkan semua produknya dengan kuat, dari ponsel cerdas hingga kulkas dan mesin cuci cerdas. Apalagi, Google sendiri telah mengembangkan ponsel Android setelah membeli Motorola, yang produk ponselnya bersaing dengan ponsel buatan Samsung.

BUSINESS INSIDER | FORTUNE | BUDI RIZA

Terpopuler:

Lenovo Twist, Ultrabook Bisnis Kelas Menengah

Diblokir, Bos Google Protes Cina Lewat Twitter

Situs Sail Komodo Diluncurkan

Katak Ini Hanya Sebesar Korek Api

Rusia Cari Formula Netralkan Serangan Meteor

Samsung Berusaha Kompetitif

Berita terkait

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

7 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

14 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

14 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

26 hari lalu

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.

Baca Selengkapnya

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

30 hari lalu

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

30 hari lalu

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan

Baca Selengkapnya

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

34 hari lalu

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

37 hari lalu

Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

47 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Segera Bentuk Komite untuk Jalankan Perpres Publisher Rights

2 Maret 2024

Dewan Pers Segera Bentuk Komite untuk Jalankan Perpres Publisher Rights

Dewan Pers akan segera membentuk komite untuk mengawasi jalannya Peraturan Presiden atau Perpres Publisher Rights.

Baca Selengkapnya