TEMPO.CO, Gresik - Karya aplikatif Braille Glass berhasil menyabet perunggu di ajang IEYI 2012 di Thailand. Panitia lomba Tari, menilai karya ini sangat sederhana, murah dan simpel tanpa mengurangi manfaatnya bagi masyarakat, khususnya tunanetra. Namun, Ria Eka Lestari maupun Nadya Almass Lutfiahardha Arief, tak terpikir mematenkan hasil karya itu. Tari berdalih, "Kami kekurangan SDM untuk itu."
Selain SDM, ia mengaku tak punya cukup banyak waktu dan dana mengurus hak atas kekayaan intelektual. Meski aplikatif, Tari mengaku tak ada niatan dari panitia lomba atau industri yang ingin menjalin kerja sama untuk dikomersialkan. Lewat komersialisasi karya, kata ia, bisa mendatangkan duit. Sejak awal, Tari berteguh bahwa tujuan lomba bukan menjurus pada HAKI, melainkan mencari wadah aktualisasi karya anak didiknya.
Begitupula dengan Nadya. Ia menuturkan, keikutsertaan lomba bukan untuk mematenkan karyanya dan mendulang rupiah dari karya itu. Sebatas ingin mendapat penghargaan, pengakuan intelektual dan sumbangsih kepada masyarakat adalah cita-cita Nadya. Bahkan dirinya tak berhenti pada Braille Glass saja. Nadya sudah melirik riset obat tetes mata untuk radiasi. Saat ini, ia bukan lagi siswi SD Muhammadiyah Manyar, melainkan duduk di bangku SMP, tepatnya SMPN 1 Gresik. "Sudah ada bayangan untuk buat riset kecil-kecilan," ujarnya saat berbincang di teras rumah bersama Tempo, Rabu 26 Juni 2013.
Karena bersentuhan langsung dengan organ tubuh manusia, dia masih ragu soal riset obat tetes mata untuk radiasi ini. Kepada Tempo, Ia berbisik obat ini mengandung lidah buaya dan benzoltonium klorida. Selain obat tetes mata, dirinya berencana meneliti robot pendeteksi polusi yang praktis dan efisien. Nantinya, alat ini dirancang portabel alias mudah dibawa. Nadya sudah membayangkan, alat tidak akan besar, tapi kecil, praktis, dan mudah penggunaannya. Lagi-lagi, konsep ini berawal dari hal yang simpel, mudah dan praktis.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terkait:
Siswa Taruna Temukan Detektor Telur Busuk
Cara Kerja Helm Berpendingin Karya Siswa SMP
Helm Berpendingin Temuan Siswa SMP
Sulitnya Siswa SMP Buat Helm Anti-Gegar Otak
Pelajar SMP Buat Helm Anti-Gegar Otak
Berita terkait
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan
28 Agustus 2019
JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat
28 Desember 2017
Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.
Baca SelengkapnyaJokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal
28 September 2017
Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten
19 September 2017
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten
Baca SelengkapnyaMahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu
15 Agustus 2017
Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan
26 Juni 2017
Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang
19 Juni 2017
Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih
6 Juni 2017
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya
29 Maret 2017
Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.
Baca SelengkapnyaPotensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui
7 Maret 2017
Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .
Baca Selengkapnya