Misteri Letusan Supervulkan Terpecahkan

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 6 Januari 2014 17:27 WIB

Danau Toba. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, London - Para ahli menemukan bahwa supervulkan (supervolcano) bisa meletus tanpa gempa bumi atau pemicu eksternal lainnya. Berdasarkan sebuah penelitian di European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) di Grenoble, Prancis, volume magma cair semata cukup untuk menyebabkan bencana letusan super.

Simulasi panas dan tekanan intens di dalam "raksasa tidur" ini bisa membantu memprediksi bencana di masa depan. Penelitian oleh tim Swiss dari ETH Zurich itu muncul di Nature Geoscience.

"Kami mengetahui jam itu berdetak tapi kami tidak tahu seberapa cepat: apa yang dibutuhkan untuk memicu letusan super?" ujar Wim Malfait dari ETH Zurich, penulis utama artikel itu, sebagaimana dikutip BBC, Ahad, 5 Januari 2014.

"Sekarang kami tahu Anda tidak memerlukan faktor ekstra. Supervulkan bisa meletus hanya karena ukurannya yang sangat besar. Ketika cukup mencair, letusan dapat terjadi begitu saja."

Ada sekitar 20 supervulkan yang dikenal di Bumi, termasuk Danau Toba di Indonesia, Danau Taupo di Selandia Baru, dan yang agak lebih kecil, Phlegraean Fields, di dekat Naples, Italia.

Letusan super jarang terjadi, rata-rata hanya sekali setiap 100.000 tahun. Tapi ketika terjadi, letusan ini berdampak buruk pada iklim dan ekologi Bumi.

Ketika sebuah supervulkan meletus 600.000 tahun yang lalu di Wyoming--saat ini Yellowstone National Park di AS--ia mengeluarkan lebih dari 1.000 kilometer kubik abu dan lava ke udara, yang cukup untuk mengubur sebuah kota besar hingga kedalaman beberapa kilometer.

Semburan ini 100 kali lebih besar dari semburan Gunung Pinatubo di Filipina pada 1992, dan bahkan membuat letusan bersejarah seperti Krakatau pada 1883 terlihat kecil. "Ini adalah sesuatu yang akhirnya akan kita hadapi. Ini akan terjadi di masa depan," kata Dr Malfait.

"Anda bisa membandingkannya dengan dampak hantaman asteroid--risiko pada waktu tertentu kecil, tapi ketika itu terjadi, konsekuensinya akan menjadi bencana besar."

Kemampuan untuk memprediksi bencana seperti ini jelas penting. Tapi pemicunya tetap sulit dipahami, karena proses ini berbeda dari gunung berapi konvensional seperti Pinatubo dan Gunung St. Helens.

Salah satu mekanisme yang memungkinkan adalah overpressure dalam dapur magma yang dihasilkan oleh perbedaan antara magma cair kurang padat dan batuan lebih padat di sekitarnya. "Efeknya sebanding dengan memegang bola di bawah air. Ketika Anda melepaskannya, bola berisi udara dipaksa ke atas oleh air padat di sekitarnya," kata Malfait.

Tapi apakah efek daya apung ini saja sudah cukup untuk itu, ini yang tidak diketahui. Bisa jadi bahwa pemicu tambahan--seperti suntikan magma yang mendadak, infus uap air, atau gempa bumi--diperlukan.


Simak berita tekno lain di sini.

ERWIN Z | BBC


Berita lain
Hormon Ini Mampu Tangkal Rasa Candu pada Ganja
Apple Akuisisi Pengembang Foto SnappyLabs
Anjing Juga Peka Arah Mata Angin
Bangsa Romawi Kuno Gemar Makan Jerapah
Galaxy S5 akan Diluncurkan Februari Nanti

Berita terkait

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

6 hari lalu

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.

Baca Selengkapnya

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

7 hari lalu

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

11 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

14 hari lalu

Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

Seluruh aktivitas penerbangan pesawat Wings Air rute Ternate - Manado PP pada Kamis tidak dioperasikan pasca Gunung Raung erupsi.

Baca Selengkapnya

Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

31 Desember 2022

Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

Perkebunan Glenmore tempat mereka bekerja itu berada di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

22 Desember 2022

Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

Beji Antaboga dapat ditempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

29 Juli 2022

Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

Badan Geologi akhirnya menaikkan status aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada hari ini, Jumat 29 Juli 2022.

Baca Selengkapnya

Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

28 Juli 2022

Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

Erupsi Gunung Raung bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

13 Juni 2022

5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

Lima destinasi wisata alam ini sering menjadi lokasi olahraga paralayang. Di mana saja?

Baca Selengkapnya

Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

10 Agustus 2021

Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

Gunung Raung alias Rawon merupakan gunung api strato berkaldera setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.

Baca Selengkapnya