Sarang Lebah Diteliti untuk Mengobati HIV/AIDS

Reporter

Minggu, 8 Juni 2014 05:21 WIB

Lebah membangun sarangnya. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Surakarta - Propolis yang dihasilkan sarang lebah sedang diteliti kegunaannya untuk membantu penyembuhan penderita HIV. Produsen produk kesehatan yang berbasis lebah alami, PT Harmoni Dinamik Indonesia (HDI), mengujicobakan di salah satu rumah sakit di Bangka.

Manajer Senior Pengembangkan Bisnis dan Produk PT HDI Alva Paloma mengatakan propolis dihasilkan dari sarang lebah, seperti halnya madu, serbuk sari, dan royal jelly. "Masing-masing memiliki manfaat yang cukup unik," katanya saat ditemui di Solo, Sabtu, 7 Juni 2014. (Baca juga: Ilmuwan Temukan HIV Jenis Baru yang Sangat Agresif)

Propolis merupakan lapisan lilin yang terdapat di sekeliling sarang lebah. Lapisan itu berfungsi mengadang mikroorganisme yang mencoba masuk ke sarang. "Hal itu membuat sarang lebah selalu steril," ujar Alva.

Perusahaannya sudah cukup lama menggunakan propolis sebagai bahan baku salah satu produknya. Produk tersebut berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh. "Sudah terbukti efektif digunakan sebagai komplementer pengobatan demam berdarah," tuturnya.

Saat ini pihaknya tengah menguji coba produk herbal itu untuk membantu pengobatan penderita HIV/AIDS. Uji coba dilakukan dengan menggandeng salah satu rumah sakit di daerah Bangka. "Uji coba juga sudah mendapat persetujuan komisi etik rumah sakit tersebut," kata Alva.

Dia mengatakan propolis diharapkan bisa mendongkrak kadar CD4 dalam darah penderita HIV/AIDS. Dengan demikian, daya tahan tubuh bisa terjaga seperti layaknya orang sehat. Hanya saja, penggunaan propolis tetap harus dibarengi dengan obat-obatan medis. "Sebab, propolis sifatnya hanya komplementer atau melengkapi," ujarnya.

Sayangnya, dia masih belum bisa menyebut hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Dia mengatakan penelitiannya baru bisa dipublikasikan satu tahun mendatang. "Kami juga akan memperluas penelitian di Surabaya dengan menggandeng rumah sakit setempat," tuturnya.

Salah satu dokter dari RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Kolonel Bagus Sulistyo Budhi, mengatakan pihaknya sudah pernah mengujicobakan penggunaan propolis pada pasien demam berdarah. "Hasilnya cukup efektif," katanya.

Menurut Bagus, pasien yang mengkonsumsi ekstrak propolis bisa keluar dari rumah sakit dua hari lebih cepat dibanding yang tidak mengkonsumsinya. "Kadar trombosit dalam darah juga meningkat cukup cepat," katanya.

AHMAD RAFIQ


Berita Lain
AS: Belanja Militer Cina Lebih dari US$ 145 Miliar
Jakarta-Bali, Rute Terpopuler Selama Lebaran
Indonesia Ekspor Motor Yamaha R25 ke 16 Negara

Berita terkait

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

8 Maret 2023

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.

Baca Selengkapnya

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

2 Desember 2022

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.

Baca Selengkapnya

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

18 November 2022

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.

Baca Selengkapnya

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

25 September 2022

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

30 Agustus 2022

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.

Baca Selengkapnya

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

1 Desember 2021

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

7 September 2021

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.

Baca Selengkapnya