Cryostat, Wadah untuk Materi Terdingin

Reporter

Jumat, 31 Oktober 2014 21:19 WIB

Gedung-gedung tinggi terlihat dari balik air yang mebeku menjadi es di Chicago, Illinois, (9/1). Musim dingin ekstrem di sebagian wilayah Amerika Serikat telah menewaskan 21 orang. REUTERS/Jim Young

TEMPO.CO, Roma - Sebuah potongan tembaga menjadi sebuah benda terdingin di dunia. Benda berukuran 3,2 meter ini memiliki suhu mencapai 6 mili Kelvin atau enam perseribu derajat Celsius. Kondisi ini menjadikannya benda yang pertama kali mencapai nol mutlak atau 0 Kelvin.

Para peneliti meletakkan tembaga seberat 400 kilogram ini di dalam wadah yang disebut cryostat. Tempat ini dirancang khusus untuk menjaga benda-benda yang sangat dingin. (Baca juga: Dokter Dunia Bahas Kanker di Guangzhou)


"Kesulitan proyek ini adalah tantangan membuat wadahnya," ujar Carlo Bucci, peneliti dari Istituto Nazioale di Fisica Nucelare (INFN), Roma, Italia, seperti dikutip Livescience, Jumat, 31 Oktober 2014. Bersama timnya, Bucci menghabiskan 10 tahun untuk merancang kotak tersebut.

Merancang cryostat untuk suhu ekstrem hanya langkah pertama dalam percobaan baru. Eksperimen tersebut bertujuan menciptakan wadah yang dapat mendeteksi partikel. Model pertama ini disebut Cryogenic Underground Observatory for Rare Events (CUORE) dan dibangun di laboratorium bawah tanah INFN Gran Sasso.

Bucci dan tim berharap detektor ini akan mendeteksi lebih banyak partikel subatomik yang dikenal dengan neutrino. Tujuan lebih luas untuk menjawab pertanyaan kenapa ada begitu banyak materi dan antimateri di alam semesta. (Baca: Deteksi Cahaya Kosmik Lewat Ponsel Pintar)


Antimateri terbuat dari partikel dengan muatan yang berlawanan dari materi biasa. Hanya, setelah Big Bang menciptakan alam semesta sekitar 13,7 miliar tahun lalu, materi dan antimateri diperkirakan telah ada dalam jumlah yang sama. Saat kedua zat ini bertabrakan, mereka saling memusnahkan satu sama lain. Materi menang dan menciptakan alam semesta.

Dengan adanya detektor ini diharapkan juga dapat mengamati fenomena langka yang disebut neutrinoless double-beta decay. Proses ini terjadi ketika antimateri (antineutrino) membusuk menjadi materi (neutrino). Para peneliti ingin membuktikan bahwa materi merupakan pertikel majorana, yang artinya mereka bertindak sebagai antimateri mereka sendiri. Eksperimen ini, kata Bucci, juga bisa mengungkapkan massa yang tepat dari neutrino, hitungan yang telah dilakukan fisikawan selama bertahun-tahun.

Sayangnya, suhu harus mencapai sekitar 10 mili Kelvin untuk dapat mengamati peristiwa langka tersebut. Untuk itulah CUORE diciptakan. Sekarang bagian dalam cryostat akan dilapisi dengan ratusan kristal yang dapat mendeteksi materi dengan cara mengangkat radiasi dan suhu pengubahan.

Cryostat didinginkan menggunakan teknik pendinginan high-power dilution refrigerator. Dinamakan demikian karena pendinginan menggunakan proses kimia dengan kandungan gas nitrogen dan helium. Bucci mengatakan, tim tak bisa menggunakan bahan cair karena menimbulkan guncangan selama percobaan. "Harganya juga mahal," ujarnya. Bucci dan tim berharap sudah mulai percobaan pada tahun depan.

AMRI MAHBUB


Berita Terpopuler:
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar

Andi Widjajanto Ditunjuk Jadi Sekretaris Kabinet

Advertising
Advertising

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

19 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya