Sebuah tengkorak yang terangkat dari pemakaman akibat tsunami, terlihat di tepi jalan Sinnamunhattuvaram, Sri Lanka, 3 Januari 2005. REUTERS/Kieran Doherty
TEMPO.CO, Madrir - Umurnya tidak diketahui. Begitu pula jenis kelaminnya. Satu-satunya informasi dari korban pembunuhan keji 430 ribu tahun lampau ini hanyalah penyebab kematiannya. Yakni, trauma akibat pukulan benda tumpul. Itulah temuan para arkeolog dari Carlos III Health Institute di Madrid, Spanyol.
Mereka tengah mengungkap kasus pembunuhan tertua yang pernah terjadi. Petunjuk yang mereka miliki cuma tengkorak yang ditemukan di Gua Sima de los Huesos, Pegunungan Atapuerca pada 1987.
Dari sebuah lubang di gua itu, tim menemukan puluhan tulang berukuran besar dari spesies Homo, termasuk H. heidelbergensis. Tim juga menemukan tulang Homo misterius yang hingga kini dikenal dengan nama Manusia Sima de los Huesos.
"Mungkin puluhan jenazah tersebut dikubur oleh anggota klan," kata Nohemi Sala, pakar paleontologi sekaligus pemimpin penggalian. Studinya diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.
Untuk menganalisis penyebab munculnya lubang besar di tengkorak, Sala dan timnya menganalisis susunan kimiawi dan struktur tulang di sekitar lubang. Mereka mengungkapkan bahwa lubang itulah yang menyebabkan kematian si pemilik tengkorak.
Hanya ada satu kemungkinan, katanya. "Pembunuhan," tulis dia. Lubang terbentuk lantaran hantaman benda keras berulang kali pada obyek yang sama.
Sala menduga, pembunuhan seperti ini kerap terjadi selama zaman Paleolitikum untuk alasan kanibalisme. Anggapannya ini bukan tanpa dasar. Dari Gua Shanidar di Irak, dia mengatakan, sekelompok arkeolog menemukan kerangka H. neanderthal dengan tulang rusuk penuh sayatan.