Virus baru itu bernama W32/Stuxnet. Ia menyebar melalui perangkat penyimpanan berbasis USB dan membuat harddisk komputer semakin penuh tanpa sebab.
“Ia mencoba mengambil posisi Conficker,” kata Yudhi Kukuh, Country Manager Eset Indonesia, di Jakarta kemarin.
Eset mendeteksi virus ini pada 15 Juli lalu dan Yudhi melihat potensi penyebarannya akan semakin luas seperti Conficker yang berbulan-bulan bercokol di puncak.
Antivirus Kaspersky juga telah mendeteksi virus ini dan melihat kemungkinan penyebarannya meluas setelah terdeteksi pertama kali di pabrik Siemens pada 14 Juli.
W32/Stuxnet memanfaatkan celah keamanan pada sistem Microsoft dan tampak dalam bentuk ikon berkas berekstensi .lnk. Uniknya, ia mampu menyamar sebagai sebuah program resmi yang memiliki sertifikat keamanan dari Realtek (belakangan diketahui itu curian).
Kehadirannya baru terasa saat dampaknya melanda komputer: harddisk makin penuh tanpa sebab.
Untuk mengatasi hal tersebut, Yudhi menyarankan pengguna komputer senantiasa memperbarui sistem komputer Windowsnya terutama melakukan patch 2286198. Sayang, menurut Yudhi, masih banyak pengguna yang lalai melakukannya.
“Yang paling sering saya dengar adalah jaringan Internet yang lambat dan sistem operasi yang tidak resmi,” kata Yudhi.
DEDDY SINAGA