Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Padi Baru dari Darmaga

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bogor - Ramping dan panjang, begitulah bentuk bulir dua varietas padi baru yang diluncurkan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada awal Oktober ini. Bentuk yang diperoleh lewat hasil seleksi yang terprogram itu disesuaikan dengan kultur petani sawah pasang-surut Kalimantan yang fanatik menanam jenis padi lokal Siam yang ramping dan panjang.

Dua varietas padi rawa itu dilepas dengan nama IPB 1R Dadahup dan IPB 2R
Bakumpai, hasil kerja sama antara peneliti IPB, Pemerintah Kabupaten
Kapuas, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan
Selatan. "Kami sengaja mempertahankan bentuk bulir padi karena tuntutan pasar di daerah tersebut," kata Hajrial Aswidinnoor, peneliti padi dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. "Varietas padi rawa ini mampu beradaptasi baik pada kondisi banyak air dan agak tergenang."

Padi varietas baru itu diluncurkan di Laboratorium Lapangan Agronomi Hortikultura dan Teknik Pertanian Leuwi Kopo Kampus IPB Dramaga bersama dengan belasan varietas buah dan sayur baru lain. Pelepasan varietas baru itu diharapkan mampu merespons tantangan iklim global menuju ketahanan pangan nasional.

IPB 1R Dadahup dan IPB 2R Bakumpai memiliki kapasitas produksi jauh lebih tinggi dibanding padi lokal jenis Siam yang umum ditanam petani rawa di Kalimantan. Sementara kapasitas produksi padi Siam berkisar 2-3 ton per hektare, rata-rata produksi Dadahup mencapai 4,1 ton per hektare dan potensi produksi mencapai 4,7 ton per hektare. Sedangkan rata-rata produksi varietas IPB 2R Bakumpai 4,2 ton per hektare dan potensi produksi mencapai 5,1 ton per hektare.

Keduanya juga berumur genjah. Hanya 112 dan 110 hari sejak benih ditebar, padi siap panen. Sedangkan padi Siam membutuhkan 9-10 bulan jika ditanam dengan cara budi daya tradisional. "Cara tradisional memerlukan empat bulan masa pembibitan dan umur padi siap panen mencapai 5-6 bulan sejak bibit ditanam, sehingga hanya satu kali panen dalam setahun," kata Hajrial.

Kehadiran Dadahup dan Bakumpai diharapkan dapat menggenjot intensitas tanam menjadi dua kali panen setahun, terutama pada lahan-lahan sawah dengan tipe luapan B dan C. Apalagi rasanya lebih enak, pulen sampai sedang.

Hajrial mengembangkan dua varietas padi baru itu dengan menyilangkan padi rawa Kalimantan, Siam Mutiara, sebagai "ibu", dengan varietas unggul Fatmawati, sebagai "ayah". Proses perakitan berlangsung selama 6 tahun, dimulai pada akhir 2004.

Siam Mutiara dipilih sebagai "orang tua" Dadahup dan Bakumpai karena padi lokal itu berumur panjang dan beradaptasi baik pada kondisi agroekosistem sawah pasang-surut Kalimantan, bentuk gabah ramping panjang, dan gabah sangat mudah rontok. Sebagai "ayah", Fatmawati merupakan varietas unggul padi tipe baru (PTB) yang mempunyai potensi produksi tinggi, berumur genjah, memiliki malai lebat, batang tegar, serta daun yang berwarna hijau tua, lebar dan tegak, serta gabah agak sulit rontok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil persilangan Siam Mutiara dengan Fatmawati di Kebun Percobaan IPB Darmaga itu diberi nomor IPB106. Selama lima generasi, populasi IPB106 difiksasi dengan metode bulk pada 2005-2006. Pada generasi kelima dilakukan seleksi individu tanaman berdasarkan karakter vegetatif dan komponen produksi pada fase generatif. Pengujian galur dilakukan di dua lokasi di Kalimantan, yaitu Danda Jaya, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, dan Desa Petak Batuah, Dadahup A2, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Nama kedua daerah itu kemudian dijadikan nama varietas padi tersebut. Nama "Dadahup" untuk varietas yang pertama, diambil dari lokasi transmigrasi eks program sejuta hektare di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Sedangkan "Bakumpai" adalah nama umum untuk wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. "Di tempat itulah kegiatan penelitian dan seleksi banyak dilakukan," ujar Hajrial.

Dari sepuluh galur Uji Multi Lokasi (UML) Konsorsium Padi 2008-2009, terpilih dua galur yang diusulkan Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) pada Desember 2009. Pada Juli 2010, galur IPB106-F-25-DJ-1 dilepas sebagai varietas padi rawa IPB 1R Dadahup dan galur IPB106-F-85-DJ-1 dilepas sebagai varietas padi rawa IPB 2R Bakumpai.

Penetapan tersebut melegakan Hajrial dan rekannya, Willy Bayuardi, yang saat ini tengah menempuh S-3 di Amerika. Pupus sudah rasa lelah oleh berbagai tantangan yang dihadapinya dalam merakit varietas padi rawa itu. Tak hanya harus bolak-balik Bogor-Kalimantan selama kegiatan seleksi dan pengujian-pengujian, mereka juga harus mendatangi sawah rawa Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Riau dalam proses uji lokasi. Pemulia padi rawa itu juga harus tahan gigitan nyamuk rawa yang hidup di lahan rawa yang basah. "Perjalanan ke lokasi saat melakukan pengujian untuk memenuhi persyaratan uji pelepasan varietas cukup melelahkan," kata Hajrial.

Hajrial berharap kedua varietas tersebut dapat mulai disebarluaskan kepada petani dalam satu hingga dua tahun ke depan. Umur genjah serta bentuk gabah yang ramping, seperti padi lokal Siam, diharapkan membuat kedua varietas diterima dan disukai petani. "Sehingga cita-cita pengembangan pola penanaman dua kali panen setahun pada lahan agroekosistem dapat terwujud," ujarnya. Selain padi rawa itu, IPB tengah "menggodok" galur-galur padi unggul lainnya, mulai galur padi sawah irigasi hingga galur padi gogo.

TJANDRA DEWI | DIKI SUDRAJAT (Bogor)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

9 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.


Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

18 hari lalu

Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat 3 Maret 2023. Menurut data BPBD setempat, sebanyak 2.216 hektare sawah di lima kecamatan di wilayah itu terdampak banjir sehingga sebagian petani gagal panen, sementara harga gabah di wilayah tersebut turun dari Rp5.300 per kilogram menjadi harga paling rendah mencapai Rp2.500 per kilogram akibat kualitas padi yang menurun akibat terendam banjir. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.


Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

21 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara alias Mang Ihin. (ANTARA)
Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?


Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

23 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto
Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.


Petani Demak Gagal Panen, Jokowi: Setiap Tahun Pasti Ada

28 hari lalu

Harga Beras Naik, Padi Siap Panen Petani Demak Hancur Diterjang Banjir
Petani Demak Gagal Panen, Jokowi: Setiap Tahun Pasti Ada

Jokowi menanggapi soal petani di Demak, Jawa Tengah yang mengalami gagal panen gara-gara tanggul jebol.


Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

29 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Luas panen padi di Jawa Timur pada November - Desember 2022 diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG, setara dengan 637 ribu ton beras. TEMPO/Imam Sukamto
Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

Untuk meningkatkan produksi beras, petani didampingi sejak budidaya hingga pasca panen.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Gempa Ciater dan Sesar Jabar, Panen Padi Dibayangi Cuaca Ekstrem, Isu Backdoor Sirekap

30 hari lalu

Pusat gempa Ciater, Subang. Foto : X
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Gempa Ciater dan Sesar Jabar, Panen Padi Dibayangi Cuaca Ekstrem, Isu Backdoor Sirekap

Topik tentang gempa Ciater di Subang, Selasa, bukan di jalur Sesar Lembang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

30 hari lalu

Seorang petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

Selama periode pancaroba, kata BMKG, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem.


Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

38 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, rencana program dan kegiatan tahun 2024 serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menggenjot produksi padi di dalam negeri.


PLN Bantu Banyak Petani Lewat Program Electrifying Agriculture

38 hari lalu

PLN Bantu Banyak Petani Lewat Program Electrifying Agriculture

program unggulan Electrifying Agriculture (EA)mampu memaksimalkan produktivitas dan efisiensi produksi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani dan pengusaha padi