Menurut salah seorang peneliti, Allan Widom, beberapa tipe DNA pada bakteri berbentuk spiral melingkar. Bentuk ini memungkinkan elektron bergerak memutar dan mengalami kehilangan energi sehingga memancarkan gelombang radio pada frekuensi 0,5, 1, dan 1,5 kilohertz.
"Frekuensi ini sama dengan yang pernah ditemukan pada bakteri E. Coli," ujar Widom dalam laman Technology Review, hari ini.
Baca Juga:
Bakteri pemancar radio merupakan penemuan kontroversial di dunia biologi. Seorang ilmuwan Prancis, Luc Antoine Montagnier, adalah yang pertama kali mengklaim penemuan ini pada tahun 2009. Namun, klaim peraih Anugerah Nobel ini mendapat tentangan dari ilmuwan lain karena proses pembentukan sinyal radio pada bakteri tak bisa dijelaskan secara ilmiah.
Selain menegaskan klaim Montagnier, penemuan Widom membuka pintu baru pada studi bakteri. Bakteri bisa saja memanfaatkan gelombang radio untuk berkomunikasi secara nirkabel dengan bakteri lain.
Sebelumnya, ilmuwan mengetahui bakteri terhubung satu sama lain menggunakan kabel nano sempit (cable nanowire). Ilmuwan memercayai hal ini sebagai upaya komunikasi interseluler komunitas bakteri. Evolusi yang lebih lanjut pada bakteri modern membuat komunikasi bisa dilakukan secara nirkabel.
ANTON WILLIAM