TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah riset menemukan 1 dari 7 anak berusia antara 10-17 tahun mengalami pelecehan seksual dalam bentuk ajakan melakukan seks secara online. Biasanya, media untuk mengajak adalah ruang chatting.
Riset itu dilakukan oleh Online Security Brand Tracker pada kurun waktu April-Mei 2011 yang lalu. Mayoritas responden riset itu mengatakan rentannya anak-anak terpapar konten pornografi, judi, dan kekerasan di Internet adalah ancaman yang besar.
Lantaran peduli pada nasib anak-anak ini, antivirus Eset kemudian menambahkan fitur parental kontrol di dalam piranti lunaknya. Dengan fitur itu, orang tua akan memahami potensi bahaya yang dihadapi anak-anak saat memakai Internet.
“Ada beberapa prosedur keamanan sederhana yang harus dipahami oleh orang tua dan anak-anak yang ditujukan untuk menjauhkan anak-anak dari risiko bahaya selagi mereka berselancar di Internet,” kata Sebastian Bortnik, Awareness and Research Coordinator di ESET Center, Buenos Aires, Argentina.
Eset mempunyai 5 tip untuk membantu orang tua menjauhkan anak-anak dari jeratan konten berbahaya di Internet:
1. Orang tua membuat akun dan username tersendiri untuk anak-anaknya di komputer. Orang tua menjadi administrator sistem komputer yang dipakai anaknya.
2. Senantiasa meng-update antivirus dan parental control untuk mendapatkan signature ancaman-ancaman terbaru.
3. Awasi situs-situs yang dikunjungi anak melalui riwayat browsing. Jika ada record yang terhapus, bisa menjadi pertanda awal jika ada yang dirahasiakan. Diskusikanlah dengan anak anda tentang hal itu.
4. Awasi web camera pada komputer. Pastikan web camera tidak terkoneksi dengan Internet jika tidak sedang digunakan.
5. Periksalah konfigurasi akun jejaring sosial anak. Wall Facebook adalah tempat untuk berbagi di ranah publik, sama sekali tidak ada batasan sehingga potensial memunculkan risiko bagi keamanan anak-anak.
DEDDY SINAGA