TEMPO Interaktif, Bandung - Banyak sekolah dasar dan menengah di sekitar Sesar Lembang, Jawa Barat, yang belum merancang jalur penyelamatan diri untuk menghadapi gempa atau kebakaran.
"Yang paling penting penyelamatan jiwa, sehingga siswa harus dilatih terus-menerus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Dadang Ronda, Rabu, 16 November 2011, seusai melakukan simulasi evakuasi gempa dan kebakaran di SMAN 5 Bandung.
Menurut Dadang Ronda, parameter sekolah aman bencana mencakup rambu-rambu rute evakuasi hingga prasarananya, seperti infrastruktur bangunan. Untuk penghuni sekolah, utamanya menyangkut cara menyelamatkan diri dan siswa lain.
BPBD Jawa Barat tahun ini telah menggelar simulasi di 18 SD dan SMP sekitar Patahan Lembang. Antara lain SD Pancasila, Buah Batu Langenjaya, Langensari, dan SD Nyampai. Keduanya di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Memang, kebanyakan sekolah itu belum memiliki rute evakuasi bencana dan zona aman. Zona itu biasanya memakai lapangan atau tempat terbuka yang sanggup menampung seluruh siswa dan guru. "Rute dan zona itu bisa menyusul, yang pertama masyarakat tahu dulu soal bencana dan cara menghadapinya."
Rencananya, mulai Maret tahun depan, BPBD Jawa Barat akan menggelar sosialisasi sekaligus simulasi evakuasi gempa di 70 sekolah, dari tingkat SD hingga SMA sederajat. Prioritasnya sekolah yang dekat dengan Sesar Lembang atau rawan digoyang gempa karena posisinya di pinggir tebing.
Wilayah itu mencakup 4 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, di antaranya Cisarua, Lembang, dan Parongpong. Terutama, kata Dadang, sekolah di jalur Patahan Lembang yang panjangnya 22 kilometer.
Upaya itu akan melibatkan 60 petugas BPBD Jawa Barat. Setiap sekolah atau kecamatan ditangani regu yang beranggotakan 10-12 orang. Petugas dibagi untuk simulasi kering atau peragaan di dalam ruangan; menyiapkan regu penolong seperti anggota pramuka, palang merah remaja, dan kelompok pencinta alam di sekolah. Termasuk membuat rute evakuasi serta penetapan zona aman.
Dadang berharap, nantinya para siswa menularkan pengetahuannya itu ke masyarakat.
Ancaman gempa dari Patahan Lembang juga disikapi SMAN 5 Bandung. Simulasi yang baru pertama kali dilakukan di sekolah favorit itu digelar pagi hingga siang dengan melibatkan 1.200 siswa beserta 120 guru.
Penghuni sekolah berjalan mengikuti rute evakuasi hingga menuju zona aman di lapangan Jalan Bali yang berada di samping sekolah. "Simulasi ini untuk antisipasi gempa Patahan Lembang yang ramai diberitakan," kata Wakil Kepala SMAN 5 Bandung Tedja Soekmana seusai simulasi.
Saat menyelamatkan diri keluar ruangan, siswa diminta berjalan dengan tertib. Jalur lelaki berada di sebelah kanan, sedangkan perempuan di sisi kiri. Kedua jalur itu dipisah ruang kosong untuk jalur khusus regu penolong. Setelah ini, ujar Tedja, akan dibentuk unit siaga bencana di sekolah.
Sejumlah pakar gempa di Bandung telah memastikan Sesar Lembang masih aktif dengan pergerakan berkisar 2-4 milimeter per tahun. Patahan atau sesar merupakan zona lemah di kerak Bumi yang mudah bergerak ketika terjadi gempa tektonik. Sumber gempa juga bisa berasal dari patahan itu sendiri karena pergerakan alami kerak Bumi.
Kekuatan gempa Patahan Lembang, menurut pakar gempa dari LIPI, Eko Yulianto, berkisar 6,1 hingga 6,7 skala Richter. Dari hasil penelitiannya, gempa sebesar itu pernah terjadi pada 500 dan 2000 tahun silam.
ANWAR SISWADI