TEMPO Interaktif, Jakarta- Bukan rahasia lagi bila penggunaan perangkat bergerak saat ini meningkat pesat, bahkan tahun ini penjualan smartphone untuk pertama kalinya lebih tinggi daripada PC. Pada saat yang sama, pertumbuhan jumlah data semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Kombinasi kedua hal ini memunculkan kemungkinan bahwa permintaan terhadap jaringan broadband tidak hanya makin besar, namun juga memiliki pergerakan yang dinamis. Karena itu, operator telekomunikasi seharusnya beradaptasi, tidak hanya dengan meningkatkan kapasitas tapi juga mengefektifkannya.
Saat ini operator telekomunikasi membangun BTS berdasarkan perkiraan besarnya kebutuhan di satu daerah secara umum, dan BTS tersebut hanya melayani daerah itu saja. "Namun saat ini seringkali terjadi puncak beban di daerah dan waktu yang tidak dapat diprediksikan, sehingga ini dapat menghambat pelayanan untuk pelanggan bila beban yang ada ternyata melebihi kapasitas yang dimiliki daerah tersebut," ujar Marko Lius, Head of Solution Engagement Network Systems Asia-Pacific Nokia Siemens Network (NSW) dalam jumpa pers di hotel Four Season, Kamis, 24 November 2011.
NSN memperkenalkan satu solusinya untuk menjawab tantangan ini, yaitu Liquid Net. Sesuai dengan namanya, kapasitas dalam Liquid Net bersifat cair, di mana teknologi ini dapat mengalihkan kapasitas yang dimiliki satu daerah dengan beban rendah ke daerah dengan beban tinggi. Hal ini dimungkinkan dengan tiga organ dari Liquid Net, yaitu Liquid Core, Liquid Radio, dan Liquid Transportation.
Teknologi ini mulai berjalan dari smart antenna yang mendeteksi daerah mana yang memiliki traffic tinggi, sehingga membutuhkan kapasitas lebih besar dibanding daerah lain. Secara otomatis, kapasitas dari daerah yang rendah traffic langsung mengalir ke daerah yang membutuhkan kapasitas lebih tinggi.
Contohnya ketika pagi hari, traffic paling tinggi berada di jalan, siang hingga sore hari berada di kantor, dan malam hari berada di rumah. Dengan teknologi ini kapasitas yang dimiliki operator telekomunikasi akan mengikuti kemana traffic tertinggi berada. "Jadi operator tidak perlu membangun BTS di semua tempat. Ini tidak efektif, karena di waktu tertentu tidak ada yang menggunakan jaringan di daerah tersebut," ujar Ariesonanda Marsono, Solution Manager NSN menjabarkan.
Ariesonanda mengatakan operator telekomunikasi yang hendak mengadopsi teknologi ini dapat melakukannya secara bertahap, misalnya di daerah dengan dinamika traffic yang tinggi. "Untuk perangkat, yang pertama harus disesuaikan adalah BTS, kemudian core," ujarnya.
NSN juga memiliki perangkat BTS yang disebut Flexy Multi Radio, dengan ukuran yang lebih kecil dari BTS yang ada sekarang, serta mengkonsumsi daya listrik yang kecil, berkisar antara 300 hingga 500 watt. Perangkat ini memiliki kemampuan mengelola jaringan 2G, 3G, dan LTE secara bersamaan.
Ariesonanda mengatakan Liquid ini saat ini sedang disempurnakan, sebelum diluncurkan secara global pada Maret 2012 mendatang.
RATNANING ASIH