Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selamatkan Situs Gunung Padang!

image-gnews
Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, digali dan dipetak-petak oleh Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang bentukan Stak Khusus Kepresidenan, Andi Arief. TEMPO/Deden Abdul Aziz
Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, digali dan dipetak-petak oleh Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang bentukan Stak Khusus Kepresidenan, Andi Arief. TEMPO/Deden Abdul Aziz
Iklan

TEMPO.CO, Cianjur-Kondisi sekitar areal Situs Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat, dinilai Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas) harus diselamatkan. Pasalnya kini banyak campur tangan manusia yang bisa merusak Situs Gunung Padang. Salah satunya dengan adanya menara pandang di Zonasi II.

Penanggung jawab kegiatan arkeologi senior Pusat Arkeologi Nasional Prof Dr Munardjito menegaskan penelitian yang dilakukannya kurang lebih selama 3 minggu ini, membuktikan adanya berbagai pengrusakan yang dilakukan para pengunjung dan oleh peneliti sebelumnya.

"Kami dari Pusat Arkeologi Nasional melakukan penelitian dengan tidak melakukan pengeboran mendalam dengan mengrusak zonasi yang ada di sini. Pasalnya kami melakukan penelitian dengan sangat hati-hati," kata Munardjito di sela-sela acara Forum Diskusi dan Sosialisasi tentang Hasil Penelitian Kawasan Gunung Padang di Hotel Cianjur, Kamis 29 November 2012.

Dikatakannya penelitian itu bertujuan segera mengamankan situs cagar budaya ini dari adanya pengrusakan. Pasalnya setelah dikaji beberapa minggu ini ada beberapa fakta yang mengagumkan dari Situs Gunung Padang ini. "Seperti usia Gunung Padang yang diperkirakan sebelum abad ke-5 Masehi dan Gunung Padang ini dibuat dengan cara dan kekuatan manusia yang luar biasa," ucapnya.

Menurutnnya pengrusakan yang terjadi itu, seperti membiarkan adanya tindakan pengolahan cagar budaya yang tidak benar, dengan memancangkan menara pandang pada zonasi ke II, yang sebenarnya merupakan penyangga dan zona I (inti). "Seharusnya di dalam zona seluas 129.000 meter persegi ini dijaga dengan baik. Jangan sampai ada pembangunan. Pasalnya, ini bisa merusak berdirinya beberapa batu yang berada di situ Gunung Padang ini," ujarnya.

Tidak hanya itu menurutnya banyak wisatawan yang datang ke Situs Gunung Padang ini hanya melakukan pengrusakan secara perlahan, seperti menginjak batu, bahkan tidak sedikit yang dijadikan keset alas kaki, lantaran di sana kini kerap hujan dan becek. "Ada pengunjung yang mencorat-coret bebatuan dengan tipe ex dan membuang sisa makanan sembarang tempat. Ironisnya ada pengunjung yang membawa bebatuan di Gunung Padanga ke rumahnya. Sehingga jelas situs ini butuh perlindungan," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut penelitiannya usia dari Gunung Padang ini sebelum peradaban manusia mengenal tulisan, yakni sekitar abad V sebelum adanya kerajaan Hindu Budha. Namun penelitiannya ini mesti terus mendalam dan butuh waktu. "Kini penelitian baru hipotesis belum sampai tesis, dan kami belum bisa cepat mengambil simpulan. Namun kami terus bekerja secara maksimal guna menguak tabir Gunung Padang ini. Salah satunya dengan menggunakan alat 3D scaning," ujarnya.

Diharapkannya guna melestarikan Gunung Padang Pemerintah Kabupaten Cianjur bisa mengeluarkan SK Bupati mengenai penetapan zonasi cagar budaya yang telah diteliti oleh timnya. Pasalnya, hal ini juga merupakan asset bangsa yang tidak ternilai harganya, sehingga harus dijaga. "Kami akan serahkan hasil penelitian ini kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dan untuk selanjutnya kami akan merencanakan melakukan penelitian kembali di 2013 mendatang," ujarnya.

Sementara itu Kepala Pusat Arkeologi Nasional Dr Bambang Sulistyo menuturkan Pusat Arkeologi Nasional telah menerjunkan tim untuk melakukan penelitian di Situs Megalitikum Gunung Padang dengan tenaga ahli dari berbagai cabang ilmu seperti arkeogi dan geologi. Penelitian ini untuk mengungkap bagaimana sebenarnya Situs Gunung Padang di masa lalu. "Kami melakukan penelitian arkeologi ini mulai tanggal 9 November 2012. Penelitian ini diharapkan bisa segera menjawab apa sebenarnya yang ada situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut, dan rencannya akan dilanjut penelitian ini pada tahun 2013 mendatang," katanya.

DEDEN ABDUL AZIZ

Baca juga:
Mahasiswa ITB Juara Dunia Kompetisi Informatika

Badai Raksasa Mengamuk di Kutub Utara Saturnus

Penerapan Teknologi IT Pemerintah Rendah

Jepang Kembangkan Cetak Janin 3 Dimensi

Gerhana Bulan Penumbra Tampak di Langit Kupang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

19 Juni 2023

Patirtan atau tempat membasuh kaki dan tangan di Situs Liyangan. Tempo/Arimbihp
Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

Situs Liyangan adalah bukti nyata bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.


Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

10 Maret 2023

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai "Piramida" tertua di Dunia


Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.


Wisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum

19 September 2021

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Wisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum

Bagi yang ingin wisata edukasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan, berbagai situs purbakala di Indonesia ini bisa menjadi pilihan yang tepat.


Perjalanan Konten Pornografi, dari Lukisan Purba Hingga di Media Sosial

27 Agustus 2021

Ilustrasi pornografi.[Sky News]
Perjalanan Konten Pornografi, dari Lukisan Purba Hingga di Media Sosial

Konten pornografi pertama kali dibuat pada 30 ribu tahun


Situs Watu Gong Wonosobo, Misteri Pasir Pantai sampai ke Dataran Tinggi

25 Juli 2021

Situs Watu Gong. Shutterstock
Situs Watu Gong Wonosobo, Misteri Pasir Pantai sampai ke Dataran Tinggi

Keberadaan Situs Watu Gong yang ada di Desa TumenggunganKabupaten Wonosobo masih menyimpan banyak misteri.


9 Situs Penting di Iran Ini Terancam Serangan Trump

6 Januari 2020

Arg-e Bam, situs warisan dunia di Iran. (ifpnews.com)
9 Situs Penting di Iran Ini Terancam Serangan Trump

Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang situs penting Iran jika negara itu melakukan pembalasan atas kematian Qassem Soleimani.


Kayu Purba Berumur 19 Juta Tahun Ditemukan di Dasar Teluk

24 Oktober 2019

Fosil kayu berumur 19 juta tahun yang ditemukan di dasar laut Teluk Benggala (ukuran dalam cm). (pnas.org)
Kayu Purba Berumur 19 Juta Tahun Ditemukan di Dasar Teluk

Sisa-sisa kayu dari hutan purba telah ditemukan jauh di bawah laut, ribuan kilometer dari tempat asalnya yang bergunung-gunung.


27 Situs Purbakala Suku Maya Kuno Ditemukan Melalui Peta Online

22 Oktober 2019

Artefak pembakar, yang biasa digunakan ritual pada masa pra-Hispanik berada dalam gua Balamku, yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Gua tersebut ditemukan 50 tahun lalu oleh sekelompok petani Maya. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
27 Situs Purbakala Suku Maya Kuno Ditemukan Melalui Peta Online

Profesor arkeologi Universitas Arizona ini membuat terobosan tak lama setelah ia melakukan penelitian di situs purbakala Ceibal, Guatemala.


Candi di Jalan Tol Malang, Arkeolog: Proyek Jalan, Situs Lestari

22 Maret 2019

Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan penggalian di situs purbakala Sekaran yang ditemukan di proyek jalan tol Malang-Pandaan di kilometer 37, Pakis, Malang, Jawa Timur, Selasa, 19 Maret 2019. Hingga hari ke-8 penggalian, arkeolog menemukan pecahan keramik dan gerabah yang diduga berasal dari masa Pra-Majapahit di abad 10 Masehi. ANTARA
Candi di Jalan Tol Malang, Arkeolog: Proyek Jalan, Situs Lestari

Arkeolog berharap pembangunan jalan tol Malang-Pandaan tetap bisa jalan dan situs candi tetap lestari.