Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bakteri Ini Bisa Jadi Bahan Bakar Pesawat Jet  

image-gnews
Rumput laut bisa diolah menjadi bahan bakar bioetanol dengan bantuan bakteri E. coli (Digital Trend)
Rumput laut bisa diolah menjadi bahan bakar bioetanol dengan bantuan bakteri E. coli (Digital Trend)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini, maskapai penerbangan menggunakan avtur sebagai bahan bakar pesawat mereka. Namun lonjakan harga minyak bumi dan ketidakstabilan politik berpengaruh besar pada biaya bahan bakar pesawat. Setidaknya begitulah yang diungkapkan ahli biologi, John Love.

"Permintaan global terhadap energi dan bahan bakar yang bebas fluktuasi harga minyak serta ketidakstabilan politik terus melonjak," kata Love. "Dan ini merupakan prospek menarik."

Selama ini, bahan bakar non-minyak bumi yang digunakan adalah biofuel. Sebagai bahan bakar nabati, biofuel berasal dari sumber daya alam non-fosil serta organisme hidup, seperti tumbuhan. Dan biofuel yang paling banyak digunakan adalah etanol, alkohol yang dapat diminum. Namun etanol tak sepenuhnya kompatibel dengan mesin modern. Sebab, harus dicampur dengan minyak tanah. Artinya, etanol hanya dapat memenuhi sedikit permintaan bahan bakar transportasi.

Kondisi ini mendorong Love dan koleganya untuk membuat bahan bakar sintetis dari campuran DNA organisme yang berbeda. "Bahan bakar nabati ini dipercaya dapat digunakan mesin diesel pesawat jet," tulis para peneliti dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, 22 April 2013.

Kata Love, penggunaan bahan bakar sintetis bukan untuk menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif. Tapi guna membuat replika bahan bakar daur ulang bagi mesin masa kini. "Sekarang kami dapat membuat bahan bakar nabati yang berfungsi seperti bahan bakar daur ulang dan tak butuh memodifikasi teknologi yang ada," kata Love kepada TechNewsDaily.

Untuk memproduksi jenis molekul bahan bakar dalam minyak tanah, disebut alkana, peneliti harus menemukan dulu cara penggunaan mikroba. Proses ini memakan waktu hingga satu dekade. "Sembilan dari sepuluh tahun dihabiskan guna menemukan mikroba yang dapat dijadikan bahan bakar," kata Love. "Dan kemajuannya sangat lambat."

Kemudian, para ilmuwan memutuskan meneliti bahan bakar nabati sintetis. Dalam penelitian ini, mereka membuat molekul bahan bakar dari banyak organisme berbeda. Kemudian menggabungkannya ke dalam satu mikroba. Hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mikroba yang digunakan adalah E.coli, bakteri yang umumnya tinggal di usus manusia. Bakteri ini biasa digunakan dalam penelitian di laboratorium. Kemudian, peneliti mengubah sistem produksi minyak alami guna membuat alkana pada bahan bakar diesel atau jet. Hal ini membutuhkan gen dari berbagai organisme, termasuk pohon kamper dan alga biru-hijau. "Tidak ada alasan tak bisa gunakan mikroba untuk mengubah organik buangan menjadi bahan bakar."

Tidak seperti penelitian sebelumnya, penemuan ini hanya memakan waktu enam bulan. Terhitung sejak tim Love memutuskan dapat membuat bio-alkana. "Itu adalah terobosan," ujar Love.

Penelitian yang didukung perusahaan minyak Shell ini menyatakan, teknologi mereka masih menghadapi banyak tantangan sebelum bahan bakar nabati itu siap dipasarkan. "Tujuan kami meningkatkan hasil sebanyak-banyaknya," ujar Love.

LIVE SCIENCE | APRILIANI GITA FITRIA

Topik Terhangat:
Ujian Nasional |
Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat

Terpopuler:
Kecanduan iPad, Bocah Ini Jalani Detoks Digital
Google Street View Didenda Jerman Rp 1,8 Miliar

Facebook Home Sudah Diunduh 500 Ribu Kali

myFC Power Trekk, Charger Ponsel Tenaga Air

ASUS Memopad: Tablet Ekonomis dari Asus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Konstitusi yang digear di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019.(dok MPR RI)
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.


Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Pencapaian Sains Sepanjang 2016
Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.


Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Jamin Akan Lindungi KPK
Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.


Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo, 1 Mei 2017. Labuan Bajo disebut sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten


Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.


Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Dua petugas Direktorat Lalulintas akan menderek mobil Mercedes Benz yang menabrak mobil Innova di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/8). Kecelakaan terjadi akibat supir mengantuk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.


Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Nelayan menunjukkan tangki penampungan yang berisi hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Menurut Ahok, kerang ikan di sekitar Muara Angke memiliki kandungan logam berat. TEMPO/Subekti.
Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.


Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.


Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Ilustrasi air bersih. sndimg.com
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.


Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Instalasi sistem pencahayaan terbaru berbasis LED (Light Emitting Diode) di Monas yang diselanggarakan PT.Philips Indonesia dengan tajuk
Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .