Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemanasan Global Picu Migrasi Hewan Laut

image-gnews
Seekor hiu paus diberi makan di samping sebuah kapal pengumpan di pantai Tan-awan, Oslob, Filipina, Jumat (1/3). Hiu paus tertarik dengan wilayah pantai di Oslob karena diberi makan oleh para nelayan di sana dengan udang kecil, hal ini membuat para penggemar olahraga selam dan snorkeling dapat menyaksikan hewan yang banyak diburu ini yang mendapat sebutan raksasa laut baik hati. REUTERS/David Loh
Seekor hiu paus diberi makan di samping sebuah kapal pengumpan di pantai Tan-awan, Oslob, Filipina, Jumat (1/3). Hiu paus tertarik dengan wilayah pantai di Oslob karena diberi makan oleh para nelayan di sana dengan udang kecil, hal ini membuat para penggemar olahraga selam dan snorkeling dapat menyaksikan hewan yang banyak diburu ini yang mendapat sebutan raksasa laut baik hati. REUTERS/David Loh
Iklan

TEMPO.CO, Vancouver--Meningkatnya suhu global mendorong spesies hewan laut dan ikan bergerak ke perairan yang lebih dingin dan lebih dalam. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Kanada telah menemukan, hal tersebut menyebabkan adanya peningkatan dominasi penangkapan ikan di wilayah perairan yang lebih hangat.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas British Columbia mempublikasikannya dalam jurnal Nature pekan ini, hal utama yang ingin ditunjukkan adalah bagaimana pemanasan global mampu membuat perairan laut ikut memanas dan berdampak pada komposisi spesies yang ditangkap oleh nelayan selama empat dekade terakhir.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa spesies laut telah berpindah lokasi seiring peningkatan suhu laut, yang membuat sekumpulan ikan secara gradual pindah dari perairan hangat ke perairan yang lebih dingin.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa spesies dari perairan hangat juga telah menggantikan spesies asli yang ditangkap nelayan di seluruh dunia, sejak 1970. "Salah satu cara untuk hewan laut untuk merespon pemanasan air laut adalah dengan pindah ke daerah dingin," kata ketua peneliti tersebut, William Cheung, seperti dikutip dari laman Xinhua, Jumat 17 Mei 2013. Akibatnya, tempat-tempat seperti Inggris Baru di pantai timur laut Amerika Serikat terlihat spesies baru yang biasanya ditemukan di perairan hangat, lebih dekat ke daerah tropis.

Menurut para peneliti, pergeseran ini bisa memiliki beberapa efek negatif, termasuk pengurangan besar dalam volume tangkapan ikan di daerah tropis, dimana suhu air tidak lagi cocok untuk spesies perairan tropis sehingga mereka bermigrasi ke perairan lebih dingin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak lainnya, dapat menurunkan keuntungan dan pekerjaan para nelayan, adanya konflik atas kemunculan ikan-ikan baru karena pergeseran distribusi, dan masalah keamanan pangan, terutama di negara-negara berkembang.

ROSALINA | XINHUA



Topik terhangat:

PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:

EDISI KHUSUS Cinta dan Wanita Ahmad Fathanah

Google Glass Bakal Dilengkapi Facebook dan Twitter

Twitter, Tumblr juga Hadir di Google Glass

Tanda Kehidupan di Kantong Air Tertua di Bumi

Waspada Bakteri E Coli pada Kolam Renang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.


Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Gagas Pemanfaatan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan. ugm.ac.id
Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.


Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) menyalami pembalap tim Mercedes-EQ Formula E Nyck De Vries (kanan) saat Meet and Greet Pebalap Formula E di kawasan Monas, Jakarta, Kamis 2 Juni 2022. Ajang Jakarta E-Prix 2022 akan digelar pada Sabtu 4 Juli 2022. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.


Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Dikta Yovie n Nuno atau Pradikta Wicaksono. Foto: Instagram Dikta.
Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.


Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?


Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ilustrasi menggunakan ponsel sambil berjalan. bbc.com
Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?


Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji
Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.


BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

Pengendara motor melintas di samping tiang listrik yang patah akibat diterjang angin kencang di Kota Kupang, NTT, Senin, 5 April 2021. Angin kencang tersebut dipengaruhi badai siklon Seroja yang tengah terbentuk di wilayah NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.


Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Menteri Sosial Tri Rismaharini membantu membungkus nasi saat mengunjungi Posko Banjir Desa Wonoasri di Tempurejo, Jember, Jawa Timur, Senin, 18 Januari 2021. Risma terlihat memegang centong nasi untuk membantu petugas yang tengah sibuk menyiapkan nasi bungkus ke korban bencana. dok.Humas Kemensos
Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.


Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Berkurangnya krill sebagai sumber makanan bagi penguin tidak hanya akibat pemanasan global, tapi juga karena perburuan besar-besaran oleh pabrik pengolah ikan. boredpanda.com
Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.