Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NetTraveler Serang Pemerintah dan Lembaga Riset

Editor

Erwin prima

image-gnews
virus.
virus.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kaspersky Lab merilis laporan penelitian baru mengenai NetTraveler, bagian dari program berbahaya yang digunakan oleh para pelaku APT (advanced persistent threat) untuk menginfeksi lebih dari 350 korban profil penting di 40 negara, termasuk di Indonesia.

Kelompok NetTraveler telah menginfeksi korban dari berbagai latar belakang baik di sektor publik maupun swasta termasuk lembaga pemerintah, kedutaan besar, industri migas, pusat penelitian, kontraktor militer dan para aktivis. Pelaku dilaporkan telah aktif sejak 2004, namun volume kegiatan tertinggi terjadi pada kurun 2010–2013.

“Temuan terbaru, group NetTraveler paling banyak melakukan kegiatan mata-mata cyber di bidang eksplorasi luar angkasa, teknologi nano, produksi energi, daya nuklir, laser, obat-obatan, dan komunikasi,” ujar Jesmond Chang, Corporate Communications Division Kaspersky Lab Southeast Asia, dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 7 Juni 2013.

Para pelaku menginfeksi korban dengan mengirimkan email phishing cerdik berisi lampiran Microsoft Office berbahaya dengan dua kerentanan yang telah dieksploitasi besar-besaran, yaitu CVE-2012-0158 dan CVE-2010-3333. Meski Microsoft telah merilis patch untuk dua kerentanan ini, mereka masih digunakan secara luas dalam serangan tertarget dan terbukti efektif.

Judul-judul dokumen berbahaya yang digunakan, antara lain Army Cyber Security Policy 2013.doc, Report–Asia Defense Spending Boom.doc, Activity Details.doc, His Holiness the Dalai Lama’s visit to Switzerland day 4, dan Freedom of Speech.doc.

Tim Kaspersky Lab mendapatkan log penginfeksian dari beberapa server command and control (C&C) NetTraveler. Server C&C digunakan untuk meng-instal malware tambahan ke komputer yang telah terinfeksi dan mengeksfiltrasi data yang telah dicuri. Data curian yang tersimpan di server C&C NetTraveler diperkirakan mencapai lebih dari 22 gigabita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data yang dieksfiltrasi dari komputer yang terinfeksi biasanya meliputi file system listing, keylog, dan berbagai file termasuk PDF, excel sheet, dokumen word, dan file lainnya. Selain itu, toolkit NetTraveler mampu menginstal malware pencuri info lain sebagai backdoor, dan bisa dikustomisasi untuk mencuri informasi sensitif lain seperti detail konfigurasi untuk sebuah aplikasi atau file CAD (computer-aided design).

Berdasarkan analisis Kaspersky Lab terhadap data C&C NetTraveler, terdapat 350 korban di 40 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Rusia, Chile, Maroko, Yunani, Belgia, Austria, Ukraina, Lithuania, Belarus, Australia, Hong Kong, Jepang, Cina, Mongolia, Iran, Turki, India, Indonesia, Pakistan, Korea Selatan, Thailand, Qatar, Kazakhstan, dan Yordania.

Kaspersky Lab mengidentifikasi enam korban NetTraveler yang juga menjadi korban Red October, kegiatan mata-mata cyber lain yang dianalisis Kaspersky Lab pada Januari 2013. Meski tidak terlihat adanya hubungan langsung, kenyataan itu mengindikasikan bahwa para korban profil tinggi tersebut menjadi sasaran karena mereka memiliki informasi yang sangat berharga bagi para pelaku. Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN Z

Berita lain
Pemerintah Tegaskan Larangan Ponsel di Pesawat

Blackberry A10 Diluncurkan November Tahun Ini

Bisa Pakai Ponsel di Pesawat, Asalkan Ada Alat Ini

Zeus, Malware Pencuri Akun Bank Lewat Facebook

Harga Smartphone akan Makin Murah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

10 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

12 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

12 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

15 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

17 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

18 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

19 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

22 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

23 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?