TEMPO.CO, Jakarta--Pecinta anjing di Inggris dalam waktu dekat bisa memperpanjang usia anjing peliharaan mereka. Sebuah kontes di Korea Selatan berencana melakukan kloning terhadap jenis anjing yang paling digemari di Inggris, yaitu Pooch.
Sebuah lembaga riset di Korea Selatan, Sooam Biotech, yang dipimpin oleh Woo-Suk Hwang, telah melakukan kloning terhadap anjing dan hewan lain selama bertahun-tahun. Kloning yang dilakukan kebanyakan dilakukan di Amerika Serikat.
Kini, untuk memperluas pasar di Inggris, lembaga itu sudah meminta pemilik anjing di Inggris untuk mengirimkan esai sepanjang 500 kata yang dilengkapi dengan foto dan video berisi testimoni mengapa anjing peliharaan mereka harus dikloning. Nantinya, anjing yang terpilih akan mendapatkan 70 persen dari USD 100 ribu atau Rp 980 juta, yang setara dengan biaya kloning.
Kloning dilakukan dengan mengekstraksi sel di kulit anjing, kemudian DNA dari sel tersebut diambil, lalu disuntikkan ke sel telur anjing lainnya, yang terlebih dahulu DNA-nya dikosongkan. Kemudian, implan terhadap embrio dilakukan ke dalam rahim pengganti induk anjing tersebut.
Dalam waktu dua bulan, proses itu menghasilkan seekor anak anjing. Pada proses situ, seekor anjing biasanya membutuhkan donor sel telur dan induk pengganti. “Di awal lkelahirannya, anak anjing hasil kloning membutuhkan setidaknya lusinan donor sel telur,” ujar penulis “Dog, Inc. John Woestendiek.
Adapun, lembaga tempat Hwang bekerja, telah sukses menyatukan sejumlah sel hewan peliharaan. Kloning pertama yang dilakukannya adalah ketika dia mengkloning seekor anjing jenis Pooch bernama Snuppy pada 2005. Peneliti dari lembaga itu juga pernah mengkloning serigala dan anjing hutan.
Bahkan, tahun lalu, Sooam memngumumkan, berencana untuk menghadirkan kembali hewan purba Mamooth. Caranya adalah dengan mengesktrak DNA dari Mamooth yang dibekukan dan menginkubasi embrio gajah pada induk gajah pengganti.
Meski berhasil melakukan sejumlah kloning, namun proses selanjutnya harus berhadapan dengan persoalan etika. “Pertama adalah besarnya dana dan sumber daya penelitian yang dibutuhkan untuk proses ini. Kemudian, banyak anjing yang menjadi tak berdaya saat proses berlangsung,” ujar Woestendiek.
“Mengapa tidak memberikan bantuan saja bagi anjing yang tidak memiliki rumah?” tanya dia. Data Humane Society menunjukkan, di Amerika Serikat, 6 juta dari 8 juta anjing dan kucing dibawa ke rumah penampungan per tahunnya.
LIVESCIENCE.COM | SATWIKA MOVEMENTI
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Fathanah
Baca juga:
Pemerintah Tegaskan Larangan Ponsel di Pesawat
Blackberry A10 Diluncurkan November Tahun Ini
Zeus, Malware Pencuri Akun Bank Lewat Facebook
Telkomsel Buka Pembelian Online BlackBerry Q10