TEMPO.CO, California – Sekelompok peneliti dari Universitas California dan Universitas Princeton, Amerika Serikat, mengungkapkan perubahan iklim berhubungan dengan konflik atau kekerasan di seluruh dunia. Mereka mengatakan, perubahan iklim yang sedikit sekalipun telah meningkatkan risiko konflik pada zaman kuno.
“Ada pola yang sama dari data yang ditunjukkan dari wilayah-wilayah utama di dunia, seperti di Brazil, Cina, Jerman, Somalia, atau Amerika Serikat,” tulis Daily Mail, Kamis, 1 Agustus 2013. Dengan mengumpulkan lebih banyak data dari penelitian sebelumnya, para peneliti mampu menunjukkan bahwa iklim bumi memainkan peran yang lebih berpengaruh dalam urusan manusia daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menemukan peningkatan kekeringan atau peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dari suhu rata-rata tahunan bisa memicu konflik di masyarakat, misalnya lonjakan kekerasan dalam rumah tangga di India dan Australia, peningkatan serangan dan pembunuhan di Amerika Serikat dan Tanzania, kekerasan etnis di Eropa dan Asia Selatan, penyerobotan tanah di Brasil, kesewenangan polisi di Belanda, konflik sipil di seluruh daerah tropis, dan bahkan runtuhnya kekaisaran Maya dan Cina.
Studi ini memberikan pemahaman bahwa dampak perubahan iklim bisa saja membuat konflik semakin besar di masa depan. Pasalnya, banyak peneliti memprediksi akan adanaya peningkatan temperatur global setidaknya 2 derajat Celcius dalam setengah abad berikutnya.
“Kami menemukan kondisi panas memungkinkan naiknya kekerasan pribadi hingga 4 persen dan konfik antarkelompok hingga 14 persen,” ujar Marshall Burke, salah satu peneliti. Penelitian ini benar-benar membuka wawasan baru. Kini, ada alasan lain yang perlu dipertimbangkan untuk terus menjaga bumi dari pemanasan global. Tidak hanya menjaga manusia dari ketersediaan sumber daya alam, menjaga bumi dari pemanasan global juga berarti menjaga manusia untuk tetap hidup rukun dan damai.
DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA
Topik terhangat:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011
Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal
Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar