TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mendukung Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan pesawat perintis N-219. Menurut dia, pesawat N-219 sangat diperlukan untuk menjangkau daerah di Indonesia yang memiliki landasan pendek.
"Kami di Kemenristek mendukung Lapan mengembangkan pesawat N-219 karena pesawat ini mampu mendarat di landasan yang pendek," tutur Gusti setelah melantik Thomas Djamaluddin sebagai Kepala Lapan di kantor Lapan, Jumat, 7 Februari 2014.
Tahun ini, kata Gusti, pengembangan pesawat N-219 dilanjutkan oleh Thomas, yang menggantikan posisi Bambang Setiawan Tejakusuma sebagai Kepala Lapan. "Terus dikembangkan pesawat N-219-nya, roketnya juga dan sekarang satelit kami sudah siap, tinggal menunggu peluncurannya. Roket juga diteruskan terus," ujar dia.
Sementara itu, Bambang Setiawan mengatakan pengembangan pesawat N-219 menghabiskan dana Rp 400 miliar. "Rp 310 miliar sudah disiapkan tahun ini, sisanya Rp 90 miliar kami anggarkan dalam pagu anggaran 2015. Jadi tidak ada masalah," kata dia.
Bambang mengatakan pengembangan pesawat N-219 melibatkan PT Dirgantara Indonesia sebagai pelaksana dan Kementerian Perhubungan yang memvalidasi kelayakan pesawat, sehingga dapat disertifikasi. "Bulan depan, rencananya sudah mulai menjalin kontrak dengan PT DI. Jadi tahun ini beli komponen, konstruksi, dan uji kelayakan," tuturnya.
Walhasil, dia melanjutkan, sertifikat untuk penerbangan pertama sudah ada pada tahun depan. "Pak Djamal (Thomas) akan melanjutkan. Kami sudah sepakat untuk melanjutkan itu."
Menurut Bambang, keunggulan pesawat N-219 ini dapat mengangkut 19 penumpang dan mampu mendarat di landasan pendek sepanjang 600 meter. "Jadi dipakai di pulau-pulau kecil Indonesia, pesawat ini bisa, karena take off dan landing-nya cukup pendek."
AFRILIA SURYANIS
Baca juga
Advan Berambisi Hadang Samsung
Advan Genjot Bisnis Perangkat Bergerak
Beragam Cerita Tim Indonesia di Shell Eco-Marathon
Vandroid S5H, Phablet Lokal untuk Pemula