TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi 3 dimensi atau 3D semakin sering ditemui terutama pada film layar lebar. Mulai dari Hobbit: The Desolation of Smaug hingga Gravity. Namun, menurut perkiraan analis, penonton mulai merasa tidak nyaman karena harus menggunakan kacamata 3D untuk menonton film tersebut. Sampai kapan film 3D akan bertahan?
Bob Meyson, managing director dari perusahaan teknologi 3D RealID, mengatakan 3D memberikan pengalaman menonton film yang berbeda. Namun beberapa orang mengklaim mulai tak nyaman menonton film 3D. Padahal, menurut Bob, pengalaman menonton 2D dengan 3D sangat jauh berbeda.
"Jika menonton film 2D, penonton seperti membuka jendela baru. Tapi, dengan 3D, penonton seperti masuk ke dalam film, menjadi bagian di dalamnya," kata Bob seperti dikutip dari situs The Telegraph, Rabu, 19 Februari 2014.
Bob menyadari berkurangnya penonton film 3D bisa saja terjadi dan bisa mengancam eksistensi format tersebut. Karena itu, ia berharap agar pembuat film tidak hanya mengutamakan visual yang memukau, tapi juga pengalaman dan kenyamanan penonton menonton agar film 3D terus bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Selain itu, Bob percaya kemajuan teknologi akan terus mendorong minat penonton menyaksikan film 3D. "Konsumen sendirilah yang membantu pertumbuhan ruang 3D pada masa depan. Mungkin akan ada masanya di mana konten 3D masuk pada tablet, ponsel, dan komputer. Bahkan sekarang ada TV dengan format 3D," kata Bob.
RINDU P HESTYA | THE TELEGRAPH
Berita Lain:
Google: Rp 11,7 Triliun untuk Energi Alternatif
Google Play Store Berpotensi Jadi Sumber Malware
Teknologi Autodesk Diklaim Mampu Analisis Bencana
Windows Phone 8.1 Akan Hadir di Ponsel HTC
Google Akan Gunakan Password Berbasis Suara