TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan inovasi teknologi tepat guna menjadi tulang pungung bagi sektor usaha agro kerakyatan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Lewat penggunaan inovasi, kata Hatta, petani yang bergerak di sektor hulu mendapatkan nilai tambah berbentuk efisiensi dan produktivitas pertanian.
"Petani harus didorong pakai produk inovasi teknologi untuk mendapatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas pertanian. Itu adalah kunci menghadapi Asean Economic Community. Saya dukung penuh penggunaan inovasi iptek untuk pertanian," kata Menteri Hatta di sela-sela Dialog Ekonomi Kerakyatan di Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat 2 Mei 2014.
Sektor agro kerakyatan dan UMKM merupakan kekuatan penyokong ekonomi Indonesia. Saat implementasi MEA, ia berharap agro kerakyatan dan UMKM tetap menjadi penopang ekonomi andalan. Hatta mendorong universitas menciptakan berbagai inovasi iptek tepat guna yang murah untuk menopang pertumbuhan ekonomi. (Baca: Hatta Akui Daya Saing Lemah karena Infrastruktur)
Pemerintah juga terus menggenjot proyek infrastruktur di luar Jawa seperti Papua, Kalimantan, dan Sulawesi lewat MP3EI. Dari Rp 828 triliun anggaran MP3EI yang telah dikucurkan, Hatta mengklaim 67 persen untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan dan bandara di luar Jawa. Tujuannya membangun konektivitas dan merangsang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. "Biaya logistik nasional masih mahal sekitar 14,08 persen. Akhir tahun 2014, saya harap bisa ditekan menjadi 10 persen," ujarnya.
Ke depan, Hatta berharap industri hulu memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengakui industri manufaktur besar masih mengimpor bahan baku penolong lantaran keterbatasan domestic supply chain. "Program hilirisasi ini penting. Karena bisa menciptakan 30 kali lipat barang turunannya," kata Hatta.
Kepala Badan Standardisasi Nasional, Bambang Prasetya, mendorong UMKM dan industri skala kecil lainnya menerapkan standardisasi produk. Alasannya, industri manufaktur besar cenderung menyerap bahan baku produk yang telah memenuhi standar mutu, baik kualitas dan kuantitas. Bambang menampik jika langkah itu menghambat pertumbuhan usaha mikro. "Kami melihat sebaliknya. Justru menolong usaha kecil agar bisa bersaing," ujar Bambang.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita lain:
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century
NasDem: Jokowi itu Produk Lokal
Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini