TEMPO.CO, Bandung - Awal puasa tahun ini kemungkinan masih mengalami perbedaan. Namun, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha akan seragam sepanjang 2015 hingga 2022.
"Selama delapan tahun itu akan terjadi keseragaman karena posisi bulannya (penentu Ramadan dan Syawal) sudah cukup tinggi," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada Tempo, Jumat, 27 Juni 2014.
Baca Juga:
Masa keseragaman delapan tahun itu, kata dia, belum bisa dipastikan sebagai periodesasi karena masih perlu diperhitungkan kembali kesamaan masa berikutnya di masa depan. (Baca: Raisa Baca Ayat Quran, Ikut Dakwah Modern)
Adapun tahun ini, Djamaluddin, mengatakan kemungkinan besar awal puasa versi pemerintah dimulai Ahad, 29 Juni 2014. Alasannya, posisi bulan di seluruh Indonesia pada hari ini saat magrib, Jumat, 27 Juni 2014, masih di bawah ufuk.
"Kecuali di selatan Sumatera dan Jawa, namun ketinggiannya rendah, masih kurang dari dua derajat," katanya.
Dengan kondisi hilal atau bulan sabit baru penanda bulan Islam yang baru sudah di atas ufuk seperti itu, kata Djamaluddin, ormas Muhammadiyah akan mengawali puasa pada Sabtu, 28 Juni 2014. Sedangkan ormas Islam lain dan pemerintah kemungkinan besar menetapkan awal bulan Ramadan keesokan harinya. "Perbedaan ini bukan antara hisab dan rukyat. Hisab sama, tetapi beda kriterianya saja," ujarnya.
Muhammadiyah, kata dia, cukup dengan wujudul hilal, atau melihat piringan atas bulan yang muncul saat matahari terbenam. Sedangkan ormas lain seperti Nahdlatul Ulama mensyaratkan kemunculan bulan baru dengan ketinggian tertentu dua derajat. (Baca: Ini Dia Rahasia Khasiat Kurma)
Walau berbeda awal puasa, kata Djamaluddin, Idul Fitri tahun ini akan dirayakan serentak. Namun, perbedaan awal puasa ini juga nantinya akan merembet saat penetapan Idul Adha atau kurban pada 2014 dan 2015. Setelah itu, berdasarkan perhitungan astronomi, akan muncul keseragaman awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha bagi umat muslim di Tanah Air.
ANWAR SISWADI