TEMPO.CO, Hong Kong - Hampir sepekan sejak demonstrasi warga Hong Kong berlangsung, pemerintah Cina dikabarkan terus memperketat operasi pemblokiran akses Internet. Pembatasan ini berlaku untuk media konvensional dan sosial terkait kegiatan aksi protes. Bahkan, pemerintah Cina tengah membuat taktik perang cyber yang dirancang untuk menyerang ponsel para pendemo secara langsung.
"Kami melacak sejumlah malware langka pada perangkat Android dan iOS para pendemo. Malware bernama Xsser mRAT ini menyamar sebagai aplikasi yang seolah-olah membantu pendemo untuk mengkoordinasikan kegiatan mereka. Aplikasi ini tersebar lewat pesan WhatsApp," kata perusahaan keamanan mobile Lacoon dalam blog-nya, seperti dilaporkan Variety, Kamis, 2 Oktober 2014.
Lacoon juga menyebut bahwa serangan ini digunakan untuk memantau rencana dan aktivitas para pendemo. Lembaga sensor online di Cina mengklaim bahwa serangan Xsser mRAT ini hanya bisa dilakukan oleh pemerintah Cina. (Baca: Pendemo Hong Kong Mulai Duduki Kantor Pemerintah)
Selain menyebar malware, pemblokiran situs-situs Internet juga semakin gencar dilakukan pemerintah Cina. Awal pekan ini, portal berita South China Morning Post juga diblokir setelah memberitakan aksi demo warga Hong Kong.
Twitter versi Cina, Weibo, adalah yang paling sering mengalami pemblokiran. Menurut catatan, setidaknya lebih dari 150 pemblokiran dari setiap 10 ribu tulisan tentang demo Hong Kong telah dihapus oleh pemerintah. (Baca: Pendemo Hong Kong Banjir Dukungan di Internet)
Aksi demo Hong Kong telah menyedot sejumlah perhatian warga Cina yang pro-demokrasi. Meski Weibo dan Instagram telah diawasi dengan ketat, warga memberikan dukungan pada pendemo lewat situs non-politik atau media pembagi musik.
RINDU P. HESTYA | VARIETY
Berita Lain:
Menguak Misteri Letusan Dadakan Gunung Ontake
Mouse Andalan Baru Gamer
Siap-siap, 8 Oktober Gerhana Bulan Total