Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Ponsel yang Bisa Pantau Satwa di Kebun Binatang

Editor

Erwin prima

image-gnews
Seorang siswi menggunakan aplikasi Zoo Recapp, melalui telepon genggamnya pada kandang Beruang Alaska. Aplikasi Zoo Recapp yang dibuat oleh ISAW (Indonesian Society for Animal Welfare), ini untuk menilai dan melaporkan kondisi kesejahteraan satwa di kebun binatang. Bandung, 29 April 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Seorang siswi menggunakan aplikasi Zoo Recapp, melalui telepon genggamnya pada kandang Beruang Alaska. Aplikasi Zoo Recapp yang dibuat oleh ISAW (Indonesian Society for Animal Welfare), ini untuk menilai dan melaporkan kondisi kesejahteraan satwa di kebun binatang. Bandung, 29 April 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.COMalang - Perkumpulan peduli satwa, Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW), mengembangkan Zoo Reporting for Citizens Application alias Zoo Recapp, sebuah aplikasi interaktif untuk melakukan penilaian kebun binatang secara mudah dan sistematis melalui ponsel. 

Dalam dua bulan ke depan, ISAW menggelar penggalangan dana lewat situs Indiegogo.com untuk pengembangan aplikasi itu.

“Kian memprihatinkannya kondisi satwa kebun binatang di Indonesia dan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan satwa mendorong kami untuk mengembangkan Zoo Recapp,” kata Direktur Eksekutif ISAW Kinanti Kusumawardani, Kamis, 29 April 2015.

Menurut Kinanti, Zoo Recapp bukan hanya dikembangkan sebagai sebuah platform penilaian dan pelaporan, melainkan juga berfungsi sebagai media edukasi interaktif mengenai standar-standar kesejahteraan satwa yang mengacu pada metode penilaian Zoo Exhibit Quick Audit Process (ZEQAP).

Dia mencontohkan, tragedi kematian satwa di beberapa kebun binatang di Indonesia, khususnya di Kebun Binatang Surabaya, dari kasus singa mati “gantung diri”, jerapah mati dengan timbunan sampah di perutnya, dan harimau sakit karena mengkonsumsi daging berformalin, merupakan bukti buruk bahwa perikehidupan satwa di kebun binatang masih terabaikan.

Saat ini ISAW berhasil mengembangkan prototipe aplikasi Zoo Recapp dengan sistem operasi Android, yang telah diuji coba oleh 25 siswa Bandung Independent School dan komunitas anak jalanan Bandung Street Children Program dalam rangka peringatan Hari Bumi, 22 April.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara kerja aplikasi ini cukup mudah. Pada halaman utama aplikasi ini, terdapat dua pilihan bahasa, yakni bahasa Indonesia dan Inggris. Setelah memilih bahasa, pengguna aplikasi mesti memilih kebun binatang yang tengah dikunjungi di Indonesia. Setelah memilih kebun binatang, pengguna aplikasi akan memilih jenis hewan yang dikunjungi. Di sana, beberapa pertanyaan akan muncul dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”.

Beberapa pertanyaan yang muncul di antaranya seputar fisik satwa, kondisi kandang, perilaku satwa, dan perlengkapan kandang. “Apakah ada luka pada hewan atau apakah kandang terlalu penuh, semuanya akan dipertanyakan di sana,” ujar Kinanti. Nantinya, hasil dari penilaian setiap pengguna aplikasi akan direkapitulasi oleh ISAW. Setelah mencapai seratus penilai, ISAW akan melaporkannya kepada pemerintah setempat atau yayasan yang bertanggung jawab terhadap kebun binatang.

Kinanti mengatakan seluruh dana yang diperoleh dari penggalangan dana selama 60 hari ke depan akan digunakan untuk menyempurnakan aplikasi dan pengembangan Zoo Recapp pada dua sistem operasi lain, yakni Windows dan iOS. Penggalangan dana itu juga didukung oleh Protection of Forest & Fauna (Profauna), lembaga nonprofit yang bergerak di bidang perlindungan satwa liar dan hutan.

“Kami sangat mendukung inovasi yang dilakukan ISAW untuk pengembangan Zoo Recapp. Sudah saatnya kita mempunyai media untuk memasyarakatkan nilai-nilai animal walfare, sehingga lebih banyak orang yang peduli terhadap kelestarian satwa,” tutur Rosek Nursahid, pendiri Profauna.

ABDI PURMONO | PERSIANA GALIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.