Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Panda Kesulitan Mencerna Bambu, Ini Penyebabnya

image-gnews
Induk panda, Juxiao, bermain dengan salah satu anaknya di Chimelong Safari Park in Guangzhou, Cina,  9 Desember 2014. ChinaFotoPress via Getty Images
Induk panda, Juxiao, bermain dengan salah satu anaknya di Chimelong Safari Park in Guangzhou, Cina, 9 Desember 2014. ChinaFotoPress via Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bambu merupakan menu utama dalam daftar makanan panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca). Binatang itu bisa menghabiskan 14 jam dalam sehari memakan bambu. Masalahnya, beruang dengan bobot tubuh lebih dari 100 kilogram itu kesulitan mencerna bambu. Riset menunjukkan panda tidak memiliki cukup microbiome--bakteri yang hidup di lambung dan usus--untuk mencerna makanan berserat seperti bambu.

Laporan riset yang dimuat dalam jurnal mBio dari American Society for Microbiology, 19 Mei 2015, menunjukkan sebagian besar saluran pencernaan panda dipenuhi bakteri Escherichia/Shigella dan Streptococcus. Mikroorganisme ini umumnya ditemui di sistem pencernaan binatang pemakan daging. Peneliti menduga bakteri-bakteri itu adalah warisan dari nenek moyang panda.

Panda berevolusi dari beruang yang memakan tumbuhan dan daging sekaligus. Panda-panda purba diperkirakan mulai memakan bambu sekitar tujuh juta tahun lampau. Namun mereka baru menjadi pemakan bambu serius sekitar dua juta tahun silam.

Panda memiliki rahang dan gigi yang kuat untuk menghancurkan tanaman berserat. Hewan itu juga punya jempol palsu besar--ini sebenarnya adalah perkembangan tulang pergelangan yang difungsikan seperti ibu jari--untuk menggenggam batang bambu. Namun lambung mereka tak ikut beradaptasi dengan perubahan makanan. Panda hanya mampu mencerna sekitar 17 persen dari total bambu yang mereka makan dalam sehari.

Zhihe Zhang, peneliti utama dari Pusat Riset Panda Raksasa Chengdu, Cina, mengatakan panda memang lebih unggul ketimbang para hewan pemakan tumbuhan lainnya. Struktur anatomi tubuh panda sangat efektif untuk menghancurkan batang bambu. Namun sistem pencernaannya masih sama dengan hewan pemakan daging. "Mereka tak punya gen yang bisa menghasilkan enzim pencerna tumbuhan. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko mereka untuk punah," kata Zhang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti mempelajari bakteri perut dari kotoran 45 panda yang tinggal di Pusat Riset Chengdu. Selama setahun, mereka mengumpulkan 112 sampel feses dari anak panda hingga spesies dewasa. Kecuali bayi panda yang minum susu, setiap panda bisa menghabiskan 10 kilogram bambu dan rebung serta 800 gram roti setiap hari. Peneliti menemukan feses panda dipenuhi fragmen bambu yang belum dicerna.

Hasil riset yang mengejutkan itu menunjukkan microbiome sistem pencernaan panda tidak beradaptasi dengan pola makan yang dikembangkan binatang itu selama jutaan tahun. "Kondisi ini menempatkan panda pada dilema evolusi," kata Xiaoyan Pang, peneliti dari Shanghai Jiao Tong University, Cina. Lambung panda tak memiliki bakteri penghancur tanaman seperti Ruminococcaceae dan Bacteroides yang biasanya dimiliki herbivora.

Namun mikroba di dalam perut panda bisa bervariasi tergantung musim. Menurut Pang, bakteri di dalam lambung panda pada musim gugur, ketika tidak ada rebung bambu, berbeda dibandingkan musim semi dan panas.

LIVESCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia