Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daur Hidup Salmon Diketahui Lewat Isotop Telinga

image-gnews
Ikan salmon Tasmania berenang di dalam kolam yang mampu menampung hingga 40 ribu ekor ikan, pada saat inspeksi jaring harian di peternakan salmon Tasmania milik Huon Aquaculture Group Ltd di Hideaway Bay, Australia, 2 Juni 2014. REUTERS/David Gray
Ikan salmon Tasmania berenang di dalam kolam yang mampu menampung hingga 40 ribu ekor ikan, pada saat inspeksi jaring harian di peternakan salmon Tasmania milik Huon Aquaculture Group Ltd di Hideaway Bay, Australia, 2 Juni 2014. REUTERS/David Gray
Iklan

TEMPO.COWashington - Ikan salmon memiliki tanda kimia strontium di "tulang kuping” mereka yang memungkinkan para saintis mengidentifikasi sungai tempat ikan menetas dan hidup sebelum mereka tertangkap di laut. Alat ini dapat membantu menemukan habitat kritis ikan yang terancam oleh perubahan iklim, pengembangan industri, dan penangkapan ikan berlebih.

"Dengan menggunakan metode ini, kami dapat melacak tempat salmon lahir, mereka pindah, dan saat mereka tumbuh di sungai dan anak sungai," kata ahli geokimia Universitas Utah Amerika Serikat Diego Fernandez, dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances, 15 Mei 2015.

Metode ini bisa berguna untuk melindungi ikan dan memahami berapa banyak salmon yang bisa di ambil dari alam. Strontium, memilik nomor atom 38, merupakan logam lunak seperti timah. Warnanya kekuningan.

Para peneliti dari Universitas Utah, Universitas Washington dan Universitas Alaska Fairbanks serta US Geological Survey menganalis rasio isotop strontium di otoliths- juga dikenal sebagai batu telinga atau tulang telinga - dari 255 salmon Chinook yang tertangkap di barat daya Bristol Bay, Alaska.

Mereka meneliti di mana tempat ikan menetas dan menghabiskan waktu di tujuh tempat yang berbeda. Dua sampai lima tempat di dalam DAS Sungai Nushagak, sungai terbesar ketiga barat Alaska.

Siklus hidup salmon dimulai di perairan tawar sungai. Di sini telur mereka menetas dan awal kehidupan dimulai. Tetasan ikan salmon yang disebut “alevin” hidup di antara tumpukan kerikil di dasar sungai memakan plankton. Setelah pasokan makanan habis, mereka akan keluar dari dasar sungai, tumbuh, dan berkembang.

Mereka kemudian bergerak ke muara sungai dan lautan lepas. Kelak, setelah berpetualang 4-7 tahun di lautan, mereka akan kembali ke air tawar setelah siap bereproduksi. Ketika saatnya untuk mereproduksi, salmon meninggalkan laut dan berenang ke sungai untuk bertelur dan mati. Anak salmon tumbuh di sungai air tawar, berenang ke laut dan mencapai dewasa.

Penelitian ini melibatkan otoliths salmon Chinook, batu yang ditemukan di kanal telinga ikan. Tidak seperti tulang, yang merupakan kalsium fosfat, otoliths adalah kalsium karbonat dan fungsi seperti telinga bagian dalam, yang terlibat dalam orientasi, keseimbangan, dan merasakan suara. Mereka berbentuk belah ketupat dan jangkauannya hingga setengah inci panjangnya di dalam tubuh salmon.

Brennan mengumpulkan otoliths dari salmon Chinook yang diturunkan dari kapal di pengalengan Peter Pan Seafoods di Dillingham, Alaska. Di sana salmon komersial musiman dan chinook ditangkap secara insindental.

Di Universitas Utah, otoliths dipotong memanjang. Kemudian laser merangsang setiap otolith berulang kali, dari dalam ke lapisan luar, memberikan contoh dengan mengubah rasio strontium isotop dari waktu ikan menetas sampai setelah memasuki laut. "Ada ribuan pengukuran pada setiap otolith," kata ahli geokimia Universitas Utah, Thure Cerling.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi ini menemukan 71 persen dari salmon chinook yang dianalisis berasal hanya tiga dari tujuh kelompok aliran di DAS Nushagak. Salah satu cekungan merupakan rumah bagi 27 persen dari Chinook tersebut. "Jika Anda tahu beberapa persentase pergi ke sungai, Anda tahu aliran sungai yang penting," kata Fernandez.

Pelacakan ikan dengan rasio isotop strontium mengungkapkan salmon Chinook memiliki empat sejarah kehidupan yang berbeda: 72 persen dari ikan tinggal di tempat mereka menetas sampai mereka berenang ke hilir ke Bristol Bay dan Pasifik; 17 persen tinggal di sebagian tempat mereka menetas, kecuali untuk terjun singkat ke hilir di bawah sungai Nushagak sebelum berenang ke laut.

Lalu 7 persen berenang ke aliran sungai yang lain tempat mereka menetas, kemudian tinggal di sana sampai melaut; dan 4 persen meninggalkan tempat kelahiran mereka untuk berenang ke aliran sungai lain, dan kemudian membuat terjun ke sungai yang lebih rendah sebelum menuju laut.

Kini, kata Fernandez, salmon liar di seluruh dunia berada di bawah tekanan oleh banyak kepentingan: pertambangan, penebangan, bendungan hidroelektrik, penetasan, industri, dan komersial, olahraga dan penangkapan.

"Gangguan populasi salmon dari iklim yang berubah dengan cepat dan gangguan skala yang lebih kecil seperti kehilangan habitat atau kontaminasi dari pengembangan industri aliran air tawar yang merupakan tempat pemijahan ikan salmon," kata ketua tim peneliti Universitas Washington,Sean Brennan.

Tanpa mengetahui habitat yang memproduksi ikan dan apa habitat yang digunakan oleh ikan selama periode kritis kehidupan mereka, menurut dia, sangat sulit untuk memahami bagaimana populasi mungkin menanggapi beberapa gangguan dan untuk merancang strategi konservasi yang efektif.

Studi ini mengungkapkan tempat masing-masing ikan menetas dan tinggal di sebuah peta yang menunjukkan tujuh kode warna yang berbeda dari sungai pada 90-150 mil DAS Nushagak. Setiap warna mewakili berbagai rasio strontium isotop. Cerling mencatat hampir 30 persen dari salmon memiliki sejarah kehidupan yang lebih kompleks daripada sekedar menetas dan tumbuh di satu tempat.

SCIENCE DAILY | AHMAD NURHASIM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

6 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

6 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

9 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.


Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.


Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Ular Piton (ilustrasi).
Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.


Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.


Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Tim Indonesia yang berhasil meraih empat medali yakni dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi.
Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.


3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?