TEMPO.CO, Jakarta - Berangkat dari keprihatinan akan kemacetan di Jakarta yang ruwet, Nadiem Makarim menciptakan aplikasi berbasis solusi transportasi bernama Go-Jek pada 2011. Sesuai namanya, ini mengandalkan sepeda motor seperti layaknya ojek.
Nadiem menganggap ojek sebagai solusi tepat bagi pengguna jalan yang ingin sampai ke tempat tujuan dengan cepat. Dia mengklaim semakin banyak orang yang melirik trasportasi tersebut. Kepada Satwika Movementi, mantan Managing Director Zalora Indonesia ini menjelaskan perkembangan Go-Jek, melalui sambungan telepon, akhir April lalu.
Apa keistimewaan Go-Jek dibandingkan jenis transportasi lain?
Kami bukan perusahaan yang bergerak di bidang trasnportasi. Kami adalah perusahaan teknologi yang menghadirkan solusi transportasi. Go-Jek adalah solusi angkutan massal yang bekerja secara profesional. Interaksi dengan pengguna, yaitu pemesanan menawarkan konsep yang sangat praktis.
Bagaimana kesadaran masyarakat di Indonesia dalam menggunakan transportasi berbasis aplikasi?
Saat ini bisa dikatakan sangat baik, terutama bagi mereka yang menggunakan telepon pintar. Anak muda mana yang tidak tahu Go-Jek, Uber, atau Grab Taxi? Semua ingin pergi ke tempat tujuan tanpa ada hambatan. Namun ini semua juga tergantung dari pembuat aplikasi dalam membangun kesadaran.
Bagaimana Go-Jek membangun kesadaran masyarakat?
Secara obyektif, saya katakan brand kami paling kelihatan. Orang bisa langsung tahu kalau ada pengemudi Go-Jek dari helm dan jaket. Semuanya terlihat dari atribut Go-Jek yang digunakan. Nah, hal ini yang membuat orang merasa ingin tahu dan penasaran dalam mencoba Go-Jek.
Bukan berarti brand lain tidak bagus. Yang jelas kami punya brand recognition. Jadi, kami masih yang terbaik.
Ada strategi lain yang digunakan?
Kami menggunakan media sosial dan pasang iklan lewat Facebook dan Instagram. Sebenarnya kami tidak perlu banyak melakukan pemasangan iklan. Go-Jek selama ini tumbuh berkat informasi dari mulut ke mulut. Banyak juga konsumen yang menuliskan testimoni atau kritik melalui media sosial. Ini yang menjadi andalan dalam membangun kesadaran.
Mengapa tidak memasang iklan?
Saya rasa belum perlu. Ada rencana memasang iklan di media, tapi belum dipastikan. Pemberitaan mengenai Go-Jek di berbagai media, saya rasa sudah cukup.
Fitur apa yang akan ditambahkan di aplikasi Go-Jek?
Baru-baru ini kami menambahkan Go-Food untuk pemesanan makanan. Sementara itu dulu. Dalam waktu dekat, pengembangannya lebih ke arah varian pilihan restoran. Kami ingin memastikan makanan apa pun bisa dipesan dari Go-Food.