Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TERUNGKAP: Tulang Nenek Moyang Manusia Lebih Kuat

image-gnews
Seorang arkeolog menggali kerangka manusia yang berada di pemakaman Bedlam, di Liverpool Street Station, London, 6 Maret 2015. Pemakaman ini digunakan dari tahun 1569 sampai 1738 dan juga untuk menggubur korban wabah besar di tahun 1665. REUTERS/Suzanne Plunkett
Seorang arkeolog menggali kerangka manusia yang berada di pemakaman Bedlam, di Liverpool Street Station, London, 6 Maret 2015. Pemakaman ini digunakan dari tahun 1569 sampai 1738 dan juga untuk menggubur korban wabah besar di tahun 1665. REUTERS/Suzanne Plunkett
Iklan

TEMPO.CO, Baltimore - Gaya hidup modern membuat manusia lebih berat. Tapi, pada suatu masa, ada yang lebih ringan saat nenek moyang kita yang masih berburu dan mengumpulkan makanan masih hidup. Yakni, di dalam tulang mereka.

Penelitian terhadap tulang manusia berumur 33 ribu tahun yang pernah tinggal di Eropa mengungkap munculnya pertanian dan penurunan mobilitas manusia. Studi ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 18 Mei 2015.

Dalam jurnal tersebut para peneliti menulis, tulang berada di bawah tekanan saat berjalan dan mengangkat beban. "Menjadikan kalsium dalam tulang berkembang dan tumbuh lebih kuat," kata Christoper Ruff, pakar anatomi fungsional dan evolusi di John Hopkins University, yang menjadi penulis utama, seperti dikutip dari Science Daily.

Ruff mengatakan, bukti tulang nenek moyang manusia lebih kuat terlihat pada latihan yang dilakukan secara tidak sengaja tersebut. Manusia modern pun sering berlatih beban untuk mencegah pengeroposan tulang. Hanya, Ruff dan timnya belum mengetahui apakah pelemahan tulang selama 30 ribu tahun terakhir dikarenakan sektor pertanian, urbanisasi atau gaya hidup. Dari analisis tulang, tim peneliti menemukan tulang manusia Eropa tumbuh lebih lemah secara bertahap.

Penelitian ini merupakan kolaborasi penelitian dari beberapa peneliti Eropa dan Amerika Serika yang dimulai sejak 2008. Kelompok berfokus pada Eropa karena banyak memiliki situs arkeologi yang dirawat dengan baik. Selain itu, karena populasi di Benua Biru ini memiliki variasi genetika yang relatif sedikit, meski sudah mengalami migrasi penduduk beberapa kali.

Untuk penelitian ini, para peneliti mengambil cetakan tulang dari koleksi museum dan menggunakan sinar gamma siap pakai untuk memindai dua tulang utama dari kaki dan satu dari lengan. Perbandingan anggota gerak ini, kata Ruff, bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat menganalisis perubahan geometri tulang dari masa ke masa, para peneliti menemukan penurunan kekuatan tulang kaki antar era Mesolitikum (10 ribu tahun lalu) dan zaman Kekaisaran Romawi (2.500 tahun lalu). Itu berarti penurunan terjadi selama 7.500 tahun.

"Kekuatan lengan masih stabil," ujar Ruff. Penurunan yang terjadi selama ribuan tahun itu menunjukkan bahwa manusia memiliki transisi yang sangat panjang dari awal pertanian. Transisi tersebut berlanjut pada periode Abad Pertengahan, yang menjadikan bentuk tulang seperti sekarang.

Ruff mengatakan, kekuatan tulang masa Paleolitikum masih bisa dicapai. "Setidaknya bagi manusia muda," ujarnya. Caranya dengan meniru gaya hidup nenek moyang mereka, terutama berjalan kaki. Dia juga menyarankan untuk menjalani gaya hidup atlet. Menurut dia, kekuatan tangan atlet tenis profesional sama seperti tulang manusia era Paleolitikum.

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

5 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

24 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

25 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

29 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

29 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

30 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

47 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.