Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teleskop Hubble Tangkap Bintang Kerdil Berpindah

image-gnews
Foto yang disiarkan NASA hari ini (20/5) memperlihatkan teleskop luar angkasa Hublle  yang telah diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya oleh astronot pesawat ulak alik Atlantis. Foto: AP/NASA
Foto yang disiarkan NASA hari ini (20/5) memperlihatkan teleskop luar angkasa Hublle yang telah diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya oleh astronot pesawat ulak alik Atlantis. Foto: AP/NASA
Iklan

TEMPO.CO, Vancouver - Menggunakan teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA, para astronom menangkap gambar awal mula bintang muda kecil berwarna putih yang bermigrasi sejak 40 juta tahun lalu di pusat gugus bintang kuno. Tak hanya satu, tapi tiga ribu bintang kerdil putih.

Bintang kerdil putih adalah peninggalan bintang yang terbakar cepat dan kehilangan massa, mendingin dan mematikan tungku nuklir mereka. Sebagai bangkai bercahaya dan kehilangan berat badannya, orbit bintang ini mulai meluas ke luar pusat galaksi. Migrasi orbit ini, menurut peneliti, lantaran pergumulan gravitasi antarbintang dalam kluster galaksi.

"Kami melihat mereka mengorbit di lokasi luar inti massa mereka," tulis Jeremy Heyl, asronom dari University of British Columbia, Kanada, dalam The Astrophysical Journal edisi 1 Mei 2015.

Gugus bintang globular memilih bintang yang sesuai dengan massa mereka. Laiknya permainan bola biliar, gravitasi bintang bermassa rendah mencari momentum dari bintang lain yang lebih massif. Hasilnya, bintang yang lebih berat melambat dan tenggelam dalam inti kluster, sementara bintang bermassa ringan menambah kecepatannya dan bergerak ke tepi galaksi.

Dalam ranah astronomi, proses ini dikenal dengan "pemisahan massa". Sampai pengamatan Hubble terakhir, sabuk bintang kerdil ini belum terlihat. Belakangan, para astronom melihat bintang kerdil ini bereksodus di konstelasi Tucanea 47 yang termasuk kluster galaksi globular. Wilayah ini merupakan tempat berkumpulnya ribuan bintang padat di galaksi bima sakti. Kluster tersebut berjarak 16.700 tahun cahaya di konstelasi Tucana selatan.

Proses keluarnya bintang kerdil dari orbit massanya, menurut Heyl, tidak membutuhkan waktu lama. "Hanya ratusan juta tahun dari 10 miliar tahun ukuran kluster galaksi," kata dia, seperti dikutip dari Science Daily. Itu menandakan beberapa asumsi lainnya, seperti rincian bagaimana dan kapan bintang kerdil akan kehilangan massa akhirnya.

Para peneliti menggunakan Hubble bermata Wide Field Camera 3 yang dapat menembus jaringan ultraviolet. Mereka menelusuri dua populasi dengan usia orbit beragam. Satu kelompok berusia enam juta tahun dan baru saja memulai perjalanan mereka. Lainnya berusia sekitar 100 juta tahun dan telah tiba di kluster baru, yang jauh dari pusat galaksi, sekitar sembilan triliun mil jarak di bumi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Heyl dan timnya memperkirakan usia para bintang kerdil dengan mengalisis warna suhu bintang. Bintang kerdil terpanas bersinar garang dalam cahaya ultraviolet.

Warna tersebut salah satunya disebabkan oleh terlemparnya bintang kerdil keluar dari pusat kluster dengan paksa. Proses ini terjadi lantaran interaksi gravitasi dengan bintang Hefner. Sebelum terbakar keluar sebagai bintang kerdil, bintang-bintang tersebut bermigrasi dengan berat seperti matahari.

Orbit bintang kerdil meluas sekitar 48 kilometer per jam, atau sekitar kecepatan rata-rata bus antarkota. Bintang-bintang yang mati akan terus bermigrasi dengan kecepatan tersebut selama 40 juta tahun sampai mereka mencapai lokasi yang tepat untuk massa mereka.

Meski para peneliti tak terkejut melihat migrasi bintang, tapi mereka masih belum menemukan tempat para bintang kerdil memulai perjalanan mereka. Penemuan ini, kata Heyl, dapat menjadi bukti bahwa bintang menumpahkan banyak massa mereka pada tahap selanjutnya kehidupan mereka.

Sekitar 100 juta tahun lalu, sebelum bintang menjadi bintang kerdil putih, mereka membengkak dan menjadi bintang raksasa merah. Banyak astronom berpikir bahwa bintang kehilangan sebagian besar massa mereka selama fase ini karena tertiup ke ruang angkasa. Tapi pengamatan Hubble mengungkap bintang-bintang tersebut sebenarnya membuang 40 sampai 50 persen massa mereka hanya dalam 10 juta tahun sebelum terbakar menjadi bintang kerdil putih.

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

6 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

6 hari lalu

Gerhana matahari total terlihat di Dallas, Texas, AS, 8 April 2024. NASA/Keegan Barber
Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.


Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

8 hari lalu

Pesawat jet riset WB-57 milik NASA. Foto: NASA
Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.


6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

8 hari lalu

Fenomena gerhana matahari total saat terlihat dikawasan Las Grutas, provinsi Rio Negro, Argentina, 14 Desember 2020. Gerhana matahari total dapat terlihat di Amerika Selatan, khususnya di wilayah Cile dan Argentina. REUTERS/Chiwi Giambirtone
6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024


Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

8 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS


Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

8 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada


Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

9 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.


4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

13 hari lalu

Gerhana Matahari Total di Biak, Papua, pada Kamis 20 April 2023. Astrofotografer dari Planetarium Jakarta harus berkejaran dengan awan sebelum berhasil mengabadikannya. FOTO/Planetarium dan Observatorium Jakarta
4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

Ramadan tahun 2024 akan diakhiri dengan fenomena gerhana. Bulan Syawal akan dimulai setelah gerhana tersebut.


Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

26 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Presiden Jokowi mengecek pembangunan infrastruktur yang kini telah mencapai 74 persen tersebut. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

Tiga artikel terkait IKN menjadi Top 3 Tekno Tempo pada hari ini. Berita terpopuler mengenai aktivitas perusahaan milik Sukanto Tanoto di IKN.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

28 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.