TEMPO.CO, Jakarta - BlackBerry tengah memacu bisnis yang ditargetkan bagi konsumen pebisnis dan korporat. Segmen ini dianggap potensial karena membutuhkan teknologi pengolahan dan perlindungan data. Perusahaan asal Kanada tersebut berusaha menjawab kebutuhan lewat perangkat dan solusi teknologi informasi.
“Fokus kami adalah mobility enterprise, yang tidak lama lagi menjadi isu besar,” ujar Managing Director BlackBerry Indonesia Sofran Irchamni di Jakarta, 28 Mei 2015.
Mobility enterprise yang dimaksud adalah kegiatan bisnis yang ditunjang perangkat bergerak. Menurut Sofran, dalam waktu dua tahun ke depan, tren tersebut bakal mengalami pertumbuhan signifikan.
Sayangnya, belum semua perusahaan mampu menghadirkan solusi untuk mendukung mobility enterprise. Ini karena keterbatasan pengetahuan akan pengolahan data dan keamanan.
BlackBerry pun menghadirkan solusi bernama BlackBerry Enterprise Solution (BES) berupa server yang diklaim mampu mengatur dan melindungi keluar-masuk data dari perangkat bergerak. BES awalnya hanya dapat melindungi data yang berasal dari telepon pintar BlackBerry. Perusahaan kemudian meningkatkan kemampuan lewat teknologi yang kompatibel dengan berbagai sistem operasi mobile.
Server diklaim mampu mengatur hingga 25 ribu perangkat milik karyawan. Model penawarannya terdiri atas lisensi seumur hidup dan berlangganan setiap bulan. “Semua koneksi bisa dipantau hanya oleh satu administrator,” ucap Sofran.
Administrator bertugas melacak alamat Internet protocol (IP) address jika karyawan kehilangan ponsel. Setelah terlacak, proses swipe atau menghapus data dapat segera dilakukan.
Sofran menjelaskan, meskipun berfokus pada konsumen korporat, BlackBerry tidak lantas melupakan bisnis ponsel. Secara global, komposisi bisnis ponsel dan solusi teknologi informasi masih imbang. “Kalau di Indonesia, 90 persen bisnis kami memang masih di ponsel,” ujarnya.
SATWIKA MOVEMENTI