TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi asal Kanada, BlackBerry, dipastikan tidak akan menjual telepon pintar kategori pemula dengan harga terjangkau. BlackBerry tengah berfokus pada produk kelas menengah dan menengah atas.
“Produk yang dijual harganya di atas Rp 3 juta,” ujar Managing Director BlackBerry Indonesia Sofran Irchamni di Jakarta, Kamis, 28 Mei 2015.
Ponsel semacam itu memiliki spesifikasi yang cukup tinggi, terutama untuk menunjang pekerjaan. Tahun ini, BlackBerry memang tengah berfokus pada produk pemacu produktivitas.
Sofran mengatakan produk dengan kemampuan tersebut ditargetkan bagi pebisnis dan korporasi. “Terdapat keamanan tingkat tinggi untuk melindungi data perusahaan,” ucapnya.
Konsep produktivitas diperkenalkan BlackBerry pada 2014 lewat seri Passport. Papan ketik Qwerty menjadi fitur unggulan karena dianggap memudahkan pengetikan pesan dan catatan dokumen. Ada juga Blend untuk mensinkronkan dokumen dari ponsel ke perangkat lain.
Passport menawarkan penampilan yang ukurannya serupa paspor, yakni 4,5 inci dengan rasio 1 : 1. Prosesornya menggunakan Snapdragon quad-core 2,2 gigahertz dengan RAM 3 gigabita. Ponsel yang dipasarkan sejak November 2014 di Indonesia ini dibanderol Rp 9,59 juta.
Seri berikutnya, Classic, diperkenalkan pada awal 2015. Classic merupakan adopsi dari seri Bold 9900 atau Dakota yang dilengkapi papan ketik.
Classic menawarkan fitur utama berupa shortcut untuk masuk ke berbagai menu. Sebagai contoh, dengan menekan tombol huruf A, secara otomatis akan masuk ke menu address atau alamat. Selanjutnya, jika menekan tombol huruf B, akan langsung terhubung ke peramban atau browser. Harga ponsel ini Rp 5,59 juta.
Menurut Sofran, Classic mampu memenuhi target penjualan. Sayangnya, dia enggan menyebutkan berapa unit yang terjual pada bulan ketiga kehadirannya di Indonesia.
SATWIKA MOVEMENTI