TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kota Tangerang siap menerapkan teknologi nuklir untuk membasmi nyamuk malaria dan demam berdarah. Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah menyatakan mereka sedang menjajaki kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
Kerja sama tersebut di antaranya terkait dengan penanggulangan penyakit demam berdarah dangue (DBD). "Nyamuknya nanti dimandulkan dengan memanfaatkan teknologi nuklir. Sebab, kalau disemprot terus-menerus, bisa kebal nyamuknya," kata Arief, Senin, 29 Juni 2015.
Arief berharap nuklir bisa menjadi salah satu solusi penanganan penyakit yang ada di masyarakat. "Saya pernah mendengar dari salah satu profesor yang menyampaikan bahwa nuklir bisa dikembangkan untuk memberantas nyamuk malaria," ucap Arief.
Arief menyatakan Pemerintah Kota Tangerang mengapresiasi kunjungan Batan ke balai kota baru-baru ini. Dalam pertemuan yang dihadiri Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto itu, Arief meminta Batan mengembangkan teknologi berbasis solusi kemasyarakatan.
Tidak dipungkiri, saat mendengar kata “nuklir”, tutur Arief, sebagian besar masyarakat akan langsung berpikir tentang dampak radiasi negatif yang akan dihasilkan. Padahal, tanpa disadari, nuklir dapat menjadi salah satu potensi energi terbarukan yang ke depannya juga dapat dimanfaatkan masyarakat umum.
"Paradigma masyarakat yang harus diubah. Selama ini, kalau dengar ‘nuklir’, bawaannya pasti ada hubungannya dengan hal yang menakutkan, ya, bomlah atau radiasilah," kata Arief sambil tertawa.
Karena itu, Batan, menurut Arief, harus bisa memberikan pemahaman terlebih dahulu soal dampak positif yang dapat dihasilkan dari nuklir kepada masyarakat. Bagi dia, selama ini, penelitian yang dilakukan Batan cenderung tertutup dan tidak terpublikasikan. Apalagi manfaatnya pun belum terasa di masyarakat.
Arief berharap, seiring banyaknya industri di Kota Tangerang, ia mendorong agar Batan menyediakan teknologi terbarukan yang manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat, baik dari sisi kesehatan, industri, maupun kebersihan. "Tangerang banyak industri yang masih memakai batu bara. Kalau nuklir bisa dimanfaatkan, mungkin biayanya bisa lebih murah," katanya.
AYU CIPTA