TEMPO.CO, Jakarta - Berangkat dari keprihatinan terhadap kurang efektifnya pengajaran guru di sejumlah negara, termasuk Indonesia, Microsoft menggagas program Microsoft Partners in Learning. Program ini membantu guru dalam mengajar lewat teknologi berbasis cloud atau komputasi awan. Guru juga dibekali dengan peranti lunak untuk mengaplikasikan layanan tersbut.
Dibentuk sejak 2003, Microsoft Partners in Learning sudah menyambangi 134 negara, dengan total 12 juta guru, dan 207 juta pelajar. Di Indonesia, program tersebut sudah menjangkau 485 ribu guru dan 14,4 juta pelajar.
"Kami berambisi bisa menjangkau lebih banyak lagi guru dan murid di seluruh dwilayah Indonesia," ujar Partners in Learning Manager Public Sector Microsoft Indonesia, Obert Hoseanto, melalui surat elektronik, 14 Juli 2015.
Dia melanjutkan, teknologi memungkinkan masyarakat di pelosok untuk memperoleh materi pengajaran yang lebih efektif. Hal tersebut juga mendorong para guru untuk terbiasa menggunakan teknologi. Untuk menjalankan program ini, Microsoft menggelontorkan dana US$ 750 juta atau Rp 10 triliun sejak 2003.
Muhammad Zulham, pengajar Ilmu Pengetahuan Alam di SMPN Sedayu 1 Bantul, Yogyakarta, sukses mengaplikasikan teknologi Partners in Learning sejak 2007. Pengajaran digunakan lewat gawai atau gadget. "Dengan ponsel, murid bisa membangun pemahaman sendiri dan proses belajar menjadi lebih aktif," kata Zulham. Namun demikian, dia tetap mengarahkan untuk memastikan murid mengakses konten yang tepat.
Dia mengatakan, awalnya sempat prihatin karena melihat kondisi murid yang menggunakan gawai hanya untuk media sosial dan game. Namun, secara perlahan kini muridnya mulai paham akan manfaat teknologi.
Zulham pun mengatakan, secara langsung juga mengubah cara mengajar yang semula hanya kognitif. "Sekarang saya mengajar keterampilan sesuai kondisi anak yang hidup di abad ke-21," ucap dia. Kondisi yang dimaksud adalah kehidupan yang sejalan dengan kemajuan teknologi.
Berbekal pengajaran tersebut, Zulham bisa berkompetisi di ajang Microsoft Global in Education Educator Exchange 2015, di Redmond, Amerika Serikat. Dia mengadu sistem pengajarannya dengan 300 guru lain dari penjuru dunia. Guru lain asal Indonesia yang juga ikut dalam ajang ini adalah Puji Lestari. Pengajar di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo, Jawa Timur, ini juga mengaplikasikan pengajaran serupa.
SATWIKA MOVEMENTI