TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata cara mengunyah seseorang dapat menentukan waktu kematiannya. Mustafa Ozilgen dari Departemen Food Engineering di Universitas Yeditepe, Turki, mengungkapkan hal ini dalam penelitiannya.
“Hal ini didasarkan pada Hukum Kedua Termodinamis,” katanya, seperti dilansir Science Daily. Hukum tersebut menyatakan, dalam kekacauan termodinamika, proses termodinamik berlangsung secara irreversible atau tak dapat dikembalikan.
Dalam mengunyah, menurut Ozilgen, tingkat entropi atau perubahan termodinamika yang terjadi di otot masseter (pengunyah) akan terus bertambah. Apabila tingkat entropinya telah mencapai batas, organisme yang bersangkutan akan mati karena sifat hukum yang tak dapat dikembalikan ini.
Seseorang yang hidup selama 76 tahun rata-rata akan menghasilkan 10 kilojoule per Kelvin entropi dalam otot masseter. Ini merupakan hasil dari energi mereka mengunyah dari bayi hingga meninggal. Orang obesitas, yang tentu mengunyah lebih banyak, dapat menghasilkan energi yang sama dalam entropi lima tahun lebih cepat. Dengan demikian, usia kematian mereka bisa lima tahun lebih cepat ketimbang orang biasa.
Ozilgen menuturkan ada kemungkinan menentukan entropi otot masseter di laboratorium dengan mencatat secara detail energi yang dihasilkan otot setiap kali seseorang mengunyah. Usia harapan hidup dapat didasarkan pada energi ini dan jumlah kunyahan yang mereka lakukan rata-rata sepanjang hidup.
SCIENCE DAILY | URSULA FLORENE