Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Iklim Pudarkan Warna Terumbu Karang di 3 Samudra

image-gnews
Salah satu jenis coral atau terumbu karang yang menjadi pemandangan bagi para penyelam di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 7 Agustus 2015. Wakatobi sangat kaya dengan beragam jenis coral, 750 dari 850 spesies koral di dunia, ada di Wakatobi. TEMPO/Iqbal Lubis
Salah satu jenis coral atau terumbu karang yang menjadi pemandangan bagi para penyelam di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 7 Agustus 2015. Wakatobi sangat kaya dengan beragam jenis coral, 750 dari 850 spesies koral di dunia, ada di Wakatobi. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Iklim dunia yang tengah mengalami perubahan ternyata tak hanya mengancam mereka yang hidup di daratan. Terumbu karang yang hidup di dasar laut pun ikut terkena dampak.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan saat ini koloni terumbu karang di tiga samudra dunia tengah mengalami pemudaran warna masif. Fenomena yang terjadi tahun ini serupa dengan tahun 1997 dan 2010, yakni suhu bawah laut melonjak drastis karena El Nino tinggi.

"Temperatur dasar laut sudah demikian panas hingga karang-karang tak bisa lagi bertahan. Ini jauh berbeda dengan kondisi tahun-tahun El Nino normal," kata Richard Vevers, Direktur XL Catlin Seaview Survey, seperti dilansir dari Live Science, Kamis waktu setempat, 8 Oktober 2015. Koloni terumbu karang seluas 4.600 mil persegi di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia pun terkena dampaknya.

Pemudaran warna ini terjadi karena terumbu karang tak dapat lagi bertahan dengan panas, sehingga akhirnya melepaskan alga yang hidup bersimbiosis dengan mereka. Padahal alga merupakan unsur yang memberikan warna-warni pada tubuh koral. Setelah pelepasan, yang tertinggal hanyalah gugusan koral-koral mati tak berwarna.

Mark Eakin, koordinator dari NOAA, memperkirakan fenomena ini akan terus bertambah parah ke depan. Peningkatan suhu dasar laut bermula sejak tahun 2014, dan terus meningkat hingga 2015 ini. Menurut prediksi yang dikeluarkan NOAA, dengan kondisi El Nino seperti ini, tahun 2016 pun tak akan menjadi baik bagi terumbu karang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Terutama di daerah Samudra Hindia, tingkat stress thermal-nya akan jauh memburuk," ujarnya.

Saat ini, NOAA dan Caitlin Seaview Survey terus bekerja sama untuk menghitung dampak nyata dari fenomena tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi foto panorama beresolusi tinggi, mereka terus mengamati dan memetakan kehidupan bawah laut. Pengamatan ini juga melihat sejauh mana organisme bawah laut bertahan menghadapi peningkatan suhu dan spesies mana yang memiliki daya tahan tinggi.

LIVE SCIENCE | CNN | URSULA FLORENE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

2 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

6 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

6 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

6 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

11 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

17 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

21 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

24 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

29 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

36 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.