TEMPO.CO, Jakarta - Ketika OnePlus One muncul di pasar global pada pertengahan tahun lalu, ponsel pintar ini langsung menggebrak. Meski pada saat itu tak banyak yang mengenal merek ponsel asal Cina ini, harganya yang murah dan spesifikasinya yang cukup tinggi membuat banyak orang kesengsem.
Sayangnya, sebagai perusahaan startup yang didirikan pada Desember 2013, OnePlus tak mampu memenuhi permintaan pasar. Barang pun langka. Tak ada yang tahu apakah itu bagian dari strategi pemasaran. Yang pasti, baru pada tahun ini OnePlus One membanjiri pasar, termasuk Indonesia.
Harga murah dengan spesifikasi premium membuat banyak orang menyebut OnePlus One sebagai flagship killer alias pembunuh ponsel premium. Para pesaingnya pada waktu itu antara lain Nexus 5 dan Samsung Galaxy S5. Yang menarik, harga OnePlus One setengah dari kedua ponsel tersebut.
Meski sudah berumur hampir setahun, sensasi OnePlus One masih terasa hingga kini. Bahkan, sensasi serupa kini dialami sang adik, OnePlus Two, yang bakal meluncur dalam waktu dekat. Dalam sepekan ini, Tempo mencoba OnePlus One versi 64 gigabita yang dihargai Rp 4,3 juta ini.
DESAIN
Kesan pertama saat Tempo memegang ponsel ini adalah desainnya dirancang dengan baik. Bodinya dibalut bahan berkualitas. Ketika digenggam, ponsel terasa nyaman di tangan. Ini berkat desain belakang yang melengkung. Sedangkan bagian depan dipenuhi layar dengan rasio mencapai 70 persen.
Sebagai pemanis, OnePlus menyematkan lis kromium di sekeliling bodi ponsel. Aksesori itu membuat tampilan OnePlus One terkesan solid dan premium. Yang menarik, bahan penutup belakang yang belum pernah Tempo lihat sebelumnya tampak kasar seperti kertas ampelas berwarna abu-abu tapi lembut saat disentuh.
Berdimensi 152,9 x 75,9 x 8,9 milimeter dengan layar 5,5 inci dan berat 162 gram, OnePlus One bukanlah ponsel tertipis maupun teringan saat ini. Toh, ponsel ini tetap nyaman digenggam berkat penutup belakang yang mereka sebut sebagai sandstone.
LAYAR
Layar OnePlus One tergolong besar. Teknologi yang dibenamkan antara lain in-plane switching (IPS) dan full high definition (HD) yang mampu menyeburkan 16 juta warna. Resolusi layar mencapai 1.080 x 1.920 piksel dengan kerapatan 480 piksel per inci. Ketajaman layarnya memanjakan mata.
Menonton video atau bermain game terlihat hidup. Kedalaman warnanya bagus. Hanya, foto yang didominasi warna putih terlihat sedikit kekuningan saat ditampilkan. Terasa kurang akurat. Tapi layar multisentuh 10 jari berfungsi baik.
PERFORMA
Walau harga jualnya tak lebih dari Rp 5 juta, OnePlus One boleh diadu dengan ponsel kelas premium dalam hal performa. Berbekal sistem operasi Android 5.1.1 Lollipop dengan 32-bit, menjalankan berbagai aplikasi terasa mulus. Bahkan aplikasi berat sekalipun.
Performa mesin sesungguhnya bisa dilihat dari hasil uji benchmark. Dalam Geekbench 3, OnePlus One meraih skor 969 untuk single-core dan 2570 untuk multi-core. Angka itu mendekati performa Samsung Galaxy S5.
Sedangkan dalam uji GFXBench T-Rex, skor rata-rata yang didapat adalah 28,5 fps (1.596) yang artinya cukup bagus walau bukan yang terbaik. Untuk performa Javascript, dalam uji Sunspider skor yang diraih adalah 877 ms, yang berarti memuaskan.
KAMERA
Kamera utama OnePlus One berkekuatan 13 megapiksel Sony Exmor dengan dual LED flash, dan f/2.0 aperture. Bila dibandingkan dengan kamera Xperia Z3, hasil jepretan OnePlus One masih kalah jauh. Mengambil gambar di ruang minim cahaya juga muncul noise yang cukup mengganggu.
Sedangkan kamera depan untuk selfie memiliki resolusi 5 megapiksel. Kamera ini dapat merekam video pada 1.080p full HD dengan 30 fps. Secara keseluruhan, kamera pada OnePlus One cukup bagus walau tak bisa menandingi kamera Samsung Galaxy S5 atau Xperia Z3.
Baterai yang ditanamkan di OnePlus One cukup besar, yakni Li-Po 11,8 Wh (3.100 mAh). Selama uji coba, setelah pemakaian normal 24 jam, daya baterai yang terisi penuh tinggal 67 persen.
KONKLUSI
Sebagai ponsel pintar pendatang baru di kelas menengah, OnePlus One mampu membuat pesaingnya terkejut. Harga murah dan fitur premium menjadi andalan ponsel buatan Cina ini untuk menggebrak pasar. Hanya, tak ada slot memori eksternal micro-SD dan performa kamera yang biasa saja menjadi catatan yang perlu dicermati.
SPESIFIKASI
Sistem operasi: Android 5.1.1 Lollipop (32-bit)
Prosesor: Qualcomm Snapdragon 801 quad-core, 2,5 Mhz
Chip Grafis: Adreno 330
Layar: 5,5 inci Full HD IPS 1.080 x 1.920 piksel (480 ppi), video 4K
Total RAM: 3 GB
Memori internal: 64 GB (tanpa slot micro-SD)
Kamera utama: 13 MP (4.160 x 3.120 piksel), Exmor RS CMOS, F/2.0
Kamera depan: 5 MP (2.592 x 1.944 piksel)
Konektivitas: 4G, Wi-Fi 802.11 b/g/n/ac, Bluetooth 4.0, NFC, GPS
Dimensi: 152,9 x 75,9 x 8,9 mm
Berat: 160 g
Baterai: Li-Po 3100 mAh
Harga: Rp 4,3 juta (64 GB); Rp 3,4 juta (16 GB)
PLUS
- Harga murah
- Spesifikasi papan atas
- Baterai tahan lama
MINUS
- Tanpa slot micro-SD
- Baterai tak bisa dilepas
- Performa kamera kurang
FIRMAN