TEMPO.CO, London - Dunia akhirnya memiliki alternatif untuk menggeser ketergantungan pada Wi-Fi ke Li-Fi, sebuah teknologi alternatif yang menurut ilmuwan dapat mencapai kecepatan 1 Gbps dalam penggunaan di dunia nyata. Kemampuan itu 100 kali lebih cepat dari rata-rata kecepatan Wi-Fi.
Pada kecepatan tersebut, pengguna bisa mengunduh film definisi tinggi hanya dalam beberapa detik.
Baca Juga:
Sebuah perusahaan bernama Velmenni mengatakan kepada IBTimes UK bahwa ia membawa teknologi itu dari laboratorium ke kantor-kantor dunia nyata dan lingkungan industri di Estonia, di mana teknologi itu mampu mencapai kecepatan tersebut.
Li-Fi mentransmisikan data menggunakan lampu LED, yang berkedip hidup dan mati dalam nanodetik, sehingga tak terlihat oleh mata manusia. Teknologi ini diciptakan pada tahun 2011, dan di laboratorium telah mampu mencapai kecepatan 224 Gbps.
Tidak seperti sinyal Wi-Fi yang dapat menembus dinding, Li-Fi didasarkan pada cahaya dan tidak bisa menembus dinding, sehingga secara teoritis jangkauannya lebih terbatas. Namun, karena batas itu, Li-Fi juga berpotensi lebih aman dari intervensi eksternal.
Li-Fi juga membuka kemungkinan lebih untuk peralatan rumah pintar. Di masa depan, bola lampu LED untuk rumah bisa melayani dua fungsi - menerangi ruangan dan membantu menciptakan jaringan di rumah untuk perangkat-perangkat berkomunikasi satu sama lain.
Selain Velmenni, beberapa perusahaan telah bermunculan untuk membawa Li-Fi ke pelanggan, seperti Oledcomm dan pureLiFi. PureLifi didirikan oleh penemu Li-Fi ini sendiri, Harald Haas.
Kedua perusahaan menawarkan kit bagi pengadopsi awal untuk menginstal jaringan Li-Fi di kantor dan rumah, dan pureLiFi mengklaim kecepatan 10 Mbps untuk paket yang ada saat ini.
MASHABLE | ERWIN Z