Kenapa Ayam Berkokok Pagi Hari? Simak Hasil Riset Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Selasa, 2 Januari 2018 16:44 WIB

Ayam jantan favorit Martin Herrera, berkokok dirumahnya di San Jose, Kosta Rika, 27 April 2017. REUTERS/Juan Carlos Ulate

TEMPO.CO, Nagoya - Hasil riset yang terbit dalam jurnal Current Biology mengungkap sebab kenapa ayam jantan selalu berkokok pada pagi hari. Ternyata, ayam jantan memiliki semacam jam internal biologis yang mendorongnya untuk melakukan hal itu.

"Jam tersebut membuat ayam jantan tahu kapan pagi datang," tulis tim ilmuwan dari Nagoya University dalam jurnal.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa banyak perilaku makhluk hidup, termasuk manusia, yang didorong oleh jam internal. Misalnya, di malam hari, kadar insulin menurun sehingga manusia memproses makanan lebih lambat. Bahkan ikan gua yang buta pun menggunakan jam circadian untuk mengetahui waktu.

"Bunyi kokok ayam melambangkan datangnya pagi di berbagai negara," kata peneliti studi itu, Takashi Yoshimura, dari Nagoya University di Jepang, seperti dilansir laman Live Science. "Tapi belum jelas apakah berkokok dikendalikan oleh jam biologis atau sekadar respons terhadap rangsangan dari luar."

Baca: Hasil Riset: Kelelawar Bawa 60 Virus Penyakit

Advertising
Advertising

Stimulus atau rangsang dapat muncul sepanjang hari, semisal sorotan lampu mobil, yang akan membuat ayam berkokok setiap saat. Ada kemungkinan pula bahwa peningkatan cahaya menjadi pemicu ayam berkokok.

Untuk mengetahui pengaruh rangsang cahaya itu, Yoshimura menaruh 40 ayam jantan pada sebuah ruangan yang selalu terang sepanjang hari dan mencatat kapan ayam berkokok. Ternyata ayam tetap berkokok pada pagi hari, dan pada waktu lain, menanggapi cahaya dan kokok ayam lainnya. Namun perilaku berkokok itu jauh lebih kuat pada dinihari. Temuan ini menunjukkan bahwa perilaku tersebut didorong oleh jam circadian internal, bukan kondisi eksternal.

Sebagai kelanjutan dari penelitian tersebut, para peneliti berharap dapat mengetahui genetika yang menjadi penentu suara binatang lain. "Kami belum bisa mengetahui mengapa anjing menggonggong dan kucing mengeong," kata Yoshimura. "Kami tertarik mekanisme perilaku yang dikendalikan secara genetika dan yakin bahwa ayam adalah model yang bagus."

Baca: Dampak Buruk Teh: Hasil Riset Ini Ungkap Penyakit Tulang Langka

Simak hasil riset menarik lainnya hanya di kanal kanal Tekno Tempo.co.

CURRENT BIOLOGY | LIVE SCIENCE

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

15 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya