Cek Parkinson Kini Makin Mudah, Simak Hasil Riset Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Senin, 8 Januari 2018 10:10 WIB

Parkinson Berangkat dari Perut

TEMPO.CO, Tokyo - Hasil riset terbaru dari tim ilmuwan Jepang mengungkapkan bahwa parkinson kini bisa dideteksi dari kadar kafein dalam darah. Sebelumnya, parkinson sulit sekali untuk dideteksi, terutama pada masa awal terjangkit penyakit saraf ini.

Menurut studi yang terbit dalam jurnal American Academy of Neurology edisi 3 Januari 2018, pasien parkinson stadium awal bisa dideteksi dari kadar kafein yang lebih rendah daripada orang normal. Jadi, meskipun orang dengan parkinson tersebut rutin mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, orang tersebut tetap akan memiliki kadar kafein yang rendah.

Baca: Deteksi Parkinson Kini Bisa Lewat Keyboard

Tim ilmuwan dari Juntendo University School of Medicine, Jepang, berangkat dari studi awal tentang hubungan kafein dengan upaya penurunan risiko parkinson. "Namun studi tersebut belum banyak meng-explore bagaimana penyerapan kafein di dalam tubuh seorang pasien parkinson," kata Shinji Saiki, pakar neurologi, yang juga salah satu pemimpin studi, seperti dilansir laman Science Daily.

Menurut Saiki dan tim, penurunan kadar kafein dalam darah sudah terlihat sejak stadium awal.

Advertising
Advertising

Baca: 10 Tanda Awal Penyakit Parkinson

Saiki dan tim melakukan tes terhadap 108 responden penelitian yang menderita parkinson selama lebih dari enam tahun. Tim juga menganalisis darah dari 31 orang nonparkinson. Selain itu, Saiki dan tim menganalisis kemungkinan mutasi di dalam gen yang mempengaruhi penyerapan kafein dalam tubuh. Dua kelompok ini mengkonsumsi jumlah kafein yang sama dalam beberapa waktu.

Hasilnya, orang dengan parkinson terdeteksi kadar kafeinnya sangat rendah ketimbang kelompok pertama. Jika dibandingkan, jumlahnya 24 picomole per 10 microliter berbanding dengan 79 picomole per 10 microliter.

Menurut pakar neurologi dari University of Toronto di Kanada, David Munoz, hasil studi Saiki dan tim bisa membantu dalam mendeteksi gejala parkinson tahap awal. "Bisa jadi tes awal sebelum gejala parkinson awal muncul," tutur David.

Baca: Hasil Riset: Beda Etnis, Beda Kekebalan Tubuh

Simak hasil menarik lain tentang parkinson hanya di kanal Tekno Tempo.co.

AMERICAN ACADEMY OF NEUROLOGY | SCIENCE DAILY

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

22 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

13 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Manfaat Main Tenis Meja buat Atasi Masalah Saraf

16 Februari 2024

Penelitian Sebut Manfaat Main Tenis Meja buat Atasi Masalah Saraf

Penelitian menemukan kaitan bermain tenis meja dan perbaikan kondisi penderita penyakit terkait saraf macam Parkinson dan multiple sclerosis.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Meskipun Lebih Pahit, Minum Kopi Tanpa Gula Punya Manfaat Dua Kali Lipat, Apa Saja?

27 Januari 2024

Meskipun Lebih Pahit, Minum Kopi Tanpa Gula Punya Manfaat Dua Kali Lipat, Apa Saja?

Dibandingkan kopi dengan campuran gula atau krim, minum kopi tanpa gula memiliki manfaat dua kali lipat.

Baca Selengkapnya