Batu Hypatia Nan Misterius Ditemukan di Mesir

Editor

Amri Mahbub

Kamis, 11 Januari 2018 11:41 WIB

Fragmen batu Hypatia yang ditemukan di Libyan Desert Glass di sebelah barat daya Mesir. (sciencealert.com)

TEMPO.CO, Alexandria - Sebuah batu kerikil kecil telah ditemukan di Mesir, namanya batu Hypatia. Asal batu ini masih menjadi misteri. Sebab, memiliki unsur yang sebelumnya tidak ditemukan di bumi dan meteorit manapun.

Pimpinan tim peneliti dari Universitas Johannesburg, Afrika Selatan, yang juga pakar geologi, Jan Kramers, menjelaskan bahwa batu Hypatia mengandung senyawa mikro-mineral. Dia dan tim menduga batu ini terbentuk di lingkungan yang dingin di Tata Surya.

"Hypatia ini mungkin terbentuk di lingkungan yang dingin, mungkin pada suhu di bawah nitrogen cair di Bumi (-196 Celsius). Di tata surya kita, lingkungan seperti ini berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter," ujar Kramers seperti dilansir dalam situs Science Alert, Rabu, 10 Januari 2018.

Studi mereka terbit secara daring dalam jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta edisi 28 Desember 2017. Dan akan terbit dalam bentuk cetak pada 15 Februari 2018.

Pada 2013, para peneliti mengumumkan bahwa batu Hypatia yang ditemukan di situs Lybian Desert Glass di sebelah barat daya Mesir ini tidak berasal dari bumi. Batu tersebut kemudian diberi nama Hypatia, matematikawan perempuan abad ke 2-5 yang berasal dari Alexandria, Mesir.

Advertising
Advertising

Setelah dianalisis, batu yang berisi berlian tersebut ternyata bukan berasal dari komet atau meteor yang tercatat. Para peneliti juga menemukan kekurangan bahan silikat yang membedakannya dari bahan antar-planet lainnya yang telah sampai ke bumi.

Secara metaforis, Kramers membandingkan struktur internal batu dengan kue buah yang dijatuhkan dari rak dan hancur. Menurut dia, adonan kue buah lebih bervariasi dari kerak Hypatia. "Ini kita sebut dua matriks campuran dalam istilah geologi," kata dia.

"Ceri dan kacang dalam kue telah mewakili biji-bijian mineral yang ditemukan dalam inklusi Hypatia. Dan tepung yang menumbuk kerak kue yang jatuh mewakili bahan sekunder yang kami temukan pada struktur Hypatia," ujar Kramers. Dia mengatakan, kerikil Hypatia yang ditemukan di bumi hanya pecahan dari kue asli, dengan komposisi meteorit non-metalik atau yang disebut chondrites.

Kramers menambahkan bahwa kerikil ini mengandung sejumlah besar senyawa karbon hidrokarbon polyromatik dengan kompenen utama debu antar-bintang. Matriks tersebut diperkirakan ada bahkan sebelum Tata Surya kita terbentuk.

"Pengetahuan kami masih sangat minim tentang komposisi kimia benda luar angkasa. Jadi, selanjutnya kami akan menggali lebih jauh dari mana Hypatia berasal," kata Kramers.

Simak artikel menarik lainnya tentang batu Hypatia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCE ALERT | GEOCHIMICA ET COSMOCHIMICA ACTA | MOH KHORY ALFARIZI | AMB

Berita terkait

Berita terkait tidak ada