FAO Indonesia Bawa Isu Resistensi Antimikroba di Kanada

Minggu, 24 Juni 2018 08:00 WIB

Kongres One Health. Kredit: AAVMC

TEMPO.CO, Kanada - Food and Agricultural Organization (FAO) atau Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa membawa isu resistensi antimikroba (AMR) dalam Kongres One Health di Saskatoon, Kanada, 22-25 Juni 2018.

Baca: FAO: Pertanian Indonesia Jadi Tempat Studi Dunia

Chief Technical Advisor FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Disease (ECTAD), Luuk Schoonman, mengatakan AMR menjadi persoalan global yang dibahas dalam Kongres One Health tahun ini. AMR dibahas dalam sesi khusus di Kanada yang melibatkan para akademisi kampus.

Sesi khusus ini di antaranya membicarakan tentang penggunaan agen antimikroba, penggunaan antibiotik pada manusia dan hewan, makanan dan pertanian, serta hubungan antara AMR dan dampak lingkungan. Satu di antaranya adalah Jaap Wagenaar dari Universitas Utrecth Belanda. Jaap Wagenaar mengenal baik Indomesia karena pernah menjadi konsultan tentang vaksinasi dan AMR.

Semua anggota PBB, termasuk Indonesia, punya komitmen mengurangi bakteri antimikroba. AMR menjadi penting karena berhubungan dengan pemenuhan produksi daging oleh binatang dan konsumsi manusia. “Yang menjadi persoalan di Indonesia adalah penggunaan antibiotik yang berlebih,” kata Luuk.

FAO menekankan semua negara menggunakan perannya untuk mengatasi resistesi antimikroba, misalnya mendorong peternak menerapkan biosecurity untuk melawan berbagai serangan penyakit pada hewan dan vaksinasi.

Advertising
Advertising

Ketika terjadi AMR, maka produksi pangan terganggu dan membahayakan manusia. Penggunaan antibiotik berlebihan pada binatang seperti ayam broiler dan petelur membahayakan tubuh manusia. One Health menggunakan pendekatan kesehatan hewan, kesehatan manusia dan lingkungan.

FAO dan WHO sebagai bagian dari PBB berkolaborasi melalui One Health untuk mengatasi AMR. Fokus FAO adalah memastikan ketersediaan pangan dan kesehatan hewan ternak. Pada kesehatan hewan ternak, misalnya, mengantisipasi penyakit. “Keamanan produksi pangan dan konsumsi yang sehat harus dijamin sepenuhnya,”

Indonesia gencar mengatasi AMR sejak dua tahun lalu. Itu terlihat dari implementasi rencana aksi nasional pengendalian resistensi antimikroba 2017-2019. Rencana aksi ini melibatkan kerja sama lintas kementerian, yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, BPOM, Kementerian Pertahanan, BPOM, WHO, dan FAO.

Kasubdit Pengawasan Obat dan Hewan Kementerian Pertanian, Ni Made Ria Isriyanthi, mengatakan rencana aksi nasional lintas kementerian itu meliputi pemahanan tentang resistensi antimikroba, meningkatkan pengetahuan melalui surveilans dan penelitian.

Selain itu, mengoptimalkan penggunakan antimikroba secara bijak pada manusia dan hewan. Ada juga meningkatkan investasi temuan obat alat diagnostik dan vaksin baru untuk menurunkan penggunaan antimikroba.

Dalam Kongres One Health, Indonesia membawa poster yang menggambarkan hasil penelitian penggunaan antibiotik di peternakan broiler skala kecil dan menengah di Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. “Tiga daerah ini menjadi daerah percontohan penelitian karena menjadi pusat produksi ayam broiler,” kata Ni Made.

Ni Made Ria Isriyanthi merupakan dokter hewan yang ahli tentang AMR. Dia menjadi satu di antara perwakilan dari Kementan yang ikut serta dalam Kongres One Health di Kanada. Selain itu, ada dokter hewan dari Direktorat Kesehatan Hewan Kementan, Pebi Purwo Suseno yang menguasai tentang One Health.

Pemerintah Indonesia, kata Ni Made, telah melarang penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan berlaku efektif mulai 1 Januari 2018. Kementerian Pertanian memperketat pengawasan terhadap peternak dan menyiapkan sanksi bagi yang melanggar.

Larangan penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan terdapat dalam Pasal 16 Permentan Nomor 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan. Pasal 17 menjelaskan percampuran obat hewan dalam pakan untuk terapi sesuai dengan petunjuk dan di bawah pengawasan dokter hewan. Beleid larangan tersebut mengacu pada UU No 41/2014 Jo. UU No 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan.

Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit mengalami perubahan sehingga obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang ditimbulkan mikroorganisme ini menjadi tidak efektif karena mikroorganisme semakin sulit untuk disembuhkan. Satu di antara contoh dari resistensi antimikroba adalah dalam penggunaan antibiotika.

Resistansi antimikroba dapat mengancam kemampuan tubuh dalam mengobati penyakit sehingga menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Jika tubuh kebal terhadap antimikroba, maka prosedur medis seperti transplantasi organ, kemoterapi, pengobatan diabetes, dan operasi besar menjadi sangat berisiko. Efek dari kondisi ini, pasien harus menanggung perawatan lebih lama dan mahal.

Simak artikel lainnya tentang FAO Indonesia di kanal Tekno Tempo.co.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

23 Februari 2024

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

Hak petani termasuk berbagi manfaat secara adil hingga hak untuk menyimpan dan menjual benih.

Baca Selengkapnya

Akan Ada 10 Juta Kematian Akibat Resistensi Antimikroba di 2050, BPOM Sebut Sebabnya

6 Februari 2024

Akan Ada 10 Juta Kematian Akibat Resistensi Antimikroba di 2050, BPOM Sebut Sebabnya

Pada 2050 diprediksi 10 juta kematian dapat terjadi setiap tahun akibat resistensi antimikroba atau AMR. Akibatnya infeksi lebih sulit diobati.

Baca Selengkapnya

Waspada, Pasien di ICU Rentan Alami Resistensi Antimikroba

10 Desember 2023

Waspada, Pasien di ICU Rentan Alami Resistensi Antimikroba

Pasien ICU rentan mengalami resistensi antimikroba. Kondisi ini terjadi karena berbagai faktor. Apa saja faktornya?

Baca Selengkapnya

Sembarangan Minum Antibiotik Sebabkan AMR, Apa Itu?

29 November 2023

Sembarangan Minum Antibiotik Sebabkan AMR, Apa Itu?

Penggunaan antibiotik secara asal atau tidak tepat dapat berakibat fatal pada tubuh, termasuk AMR. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

El Nino Akan Berlanjut hingga Pertengahan Tahun 2024, Mengancam Pertanian

22 Oktober 2023

El Nino Akan Berlanjut hingga Pertengahan Tahun 2024, Mengancam Pertanian

Fenomena cuaca El Nino akan berlangsung setidaknya hingga paruh pertama tahun 2024, menurut prakiraan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca Selengkapnya

Sejarah FAO Memerangi Kelaparan dan Kemiskinan Dunia Sejak 1945

19 Oktober 2023

Sejarah FAO Memerangi Kelaparan dan Kemiskinan Dunia Sejak 1945

FAO adalah organisasi pangan dan pertanian dunia dari perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), begini kisah dan sepak terjangnya.

Baca Selengkapnya

FAO, Kementan, dan BBGP Jawa Barat Kenalkan Bahaya Rabies melalui Kurikulum Merdeka Belajar

18 Oktober 2023

FAO, Kementan, dan BBGP Jawa Barat Kenalkan Bahaya Rabies melalui Kurikulum Merdeka Belajar

Kementan, FAO, BBGP Jawa Barat mengenalkan bahaya rabies dan penyakit zoonosis melalui kurikulum Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hari Pangan Sedunia 16 Oktober, Begini Asal Usul Lengkap Peringatannya

16 Oktober 2023

Hari Pangan Sedunia 16 Oktober, Begini Asal Usul Lengkap Peringatannya

Pada November 1979, FAO memutuskan untuk memperingati tanggal pendiriannya, yaitu 16 Oktober, sebagai Hari Pangan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Hari Pangan Sedunia 2023 Diperingati 150 Negara: Petani dan Nelayan Perlu Menjadi Agen Pengelolaan Air

16 Oktober 2023

Hari Pangan Sedunia 2023 Diperingati 150 Negara: Petani dan Nelayan Perlu Menjadi Agen Pengelolaan Air

Simak Hari Pangan Sedunia 2023 yang berfokus pada keberlangsungan air yang juga dijadikan sumber untuk ketahanan pangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pemesanan Tiket Kereta Cepat Whoosh Sudah Bisa Dilakukan, Beredar Harga Tiket KCJB Guru Besar UI Buka Suara

16 Oktober 2023

Terkini: Pemesanan Tiket Kereta Cepat Whoosh Sudah Bisa Dilakukan, Beredar Harga Tiket KCJB Guru Besar UI Buka Suara

Pemesanan tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Kereta Cepat Whoosh sudah bisa dilakukan untuk keberangkatan 18 Oktober dan seterusnya.

Baca Selengkapnya