Hubungan Seks Bisa Bikin Pria Depresi, Kok Bisa? Simak Riset Ini

Reporter

Adam Prireza

Editor

Amri Mahbub

Senin, 30 Juli 2018 07:05 WIB

Ilustrasi pasangan dan seksualitas. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Queensland - Sebuah riset terbaru dari Queensland University of Technology (QUT), Australia, mengungkap fakta terbaru tentang pria dan hubungan seks. Hasilnya, cukup mengejutkan.

Baca juga: Begini Jadinya Kalau Hubungan Seks Dilakukan di Bawah Mesin MRI

Studi yang terbit secara daring dalam jurnal Journal of Sex & Marital Therapy edisi 24 Juli 2018 ini mengungkap, pria bisa sangat , sedih, melodrama, menangis, bahkan depresi setelah melakukan hubungan seks. Joel Maczkowiack dan Robert Schweizter, peneliti dari dari Sekolah Psikologi dan Konseling QUT mengatakan, sindrom itu disebut itu dinamai postcoital dysphoria (PCD).

"Dan hal ini jangan dianggap remeh," tulis keduanya dalam studi berjudul "Postcoital Dysphoria: Prevalence and Correlates among Males". Sebab, tulis para peneliti, berpotensi menyebabkan konflik pada hubungan.

Baca juga: Hubungan Seks Tak Teratur, Ini 7 Dampak Buruknya Menurut Sains

Advertising
Advertising

Maczkowiack, seperti dilansir laman Science Daily, Ahad, 29 Juli 2018, mengatakan jumlah pria yang mengalami sindrom ini cukup tinggi. Dari 1.208 pria yang disurvei, sebanyak 41 persen di antaranya selalu mengalami sindrom ini sepanjang hidupnya. Sebanyak 20 persen lainnya baru saja mengalami PCD empat pekan sebelum disurvei.

"Empat persen lainnya menderita PCD secara teratur," tutur Maczkowiack. Menurut dia, faktor yang mempengaruhi terjadinya PCD berasal dari faktor biologis dan psikologis karena kurangnya interaksi sehabis berhubungan seksual.

Pengalaman yang para responden rasakan beragam. Mulai dari tidak ingin disentuh usai berhubungan seks, hingga merasa kesal dan gelisah. "Hal ini mematahkan asumsi yang selama ini ada, bahwa laki-laki sangat dominan dalam hubungan seksual," ujar Schweizter

Baca juga: Benarkah Gairah Seks Perempuan Tinggi? Ini Jawaban Ilmiahnya

Studi ini merupakan hasil survei online anonim internasional dari berbagai negara. Di antaranya, yaitu Australia, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Selandia Baru, Jerman, dan beberapa tempat lain.

Para peserta direkrut lewat media sosial, artikel daring, dan situs penelitian psikologis. Mereka diminta secara sukarela mengisi kuesioner online yang disajikan.

Baca juga: Sains: Hubungan Seksual Setelah Olahraga Bikin Lebih Bergairah

Simak riset menarik lainnya tentang hubungan seks hanya di kanal Tekno Tempo.co.

JOURNAL OF SEX AND MARITAL THERAPY | SCIENCE DAILY

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

11 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

27 hari lalu

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

Mahkamah Konstitusi Uganda hanya merubah beberapa bagian dalam undang-undang anti-LGBTQ.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Kasus Sifilis Naik Pesat di AS, Ketahui Pemicu dan Pengobatannya

6 Februari 2024

Kasus Sifilis Naik Pesat di AS, Ketahui Pemicu dan Pengobatannya

Kasus sifilis melonjak di Amerika Serikat. Penurunan perilaku seks aman, terutama pada anak-anak muda, disebut sebagai faktor kenaikan kasus sifilis.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya