Planet Ini Punya Empat Matahari Sesungguhnya, Namanya PH1

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Senin, 15 Oktober 2018 12:05 WIB

Ilustrasi Planet PH1 yang memiliki empat matahari. (theverge.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini viral soal video fenomena empat matahari di atas langit Kepulauan Riau. Bagi mereka yang awam, mungkin melihat ini sebagai sebuah pertanda sesuatu pertanda alam.

Baca juga: Video Empat Matahari di Kepri Viral, Fenomena Apa Sebetulnya?

Ya, memang itu pertanda alam. Fenomena empat matahari tersebut disebut sun dogs atau parhelion. Sederhananya, fenomena ini akan memunculkan cahaya matahari tambahan.

"Sun dogs tercipta ketika cahaya matahari menembus sekumpulan lempeng kristal es berbentuk heksagonal yang tersusun secara horisontal di awan tingi (awan cirrus). Pembiasan di kristal inilah yang membelokkan cahaya dengan sudut minimal 22 derajat," demikian tertulis laman skyandtelescope.com.

Baca juga: Sun Dogs, Fenomena Empat Matahari, Berbahayakah Bagi Mata?

Advertising
Advertising

Kalau sun dogs atau parhelion adalah sekadar fenomena alam. Planet PH1, yang jaraknya 5.000 tahun cahaya dari bumi, benar-benar memiliki empat matahari. (Satu tahun cahaya sama dengan 9,46 triliun kilometer). Planet gas raksasa ini besarnya sedikit di atas Neptunus atau enam kali ukuran bumi.

Planet ini pertama kali ditemukan pada 2012 oleh dua astronom amatir dari Planethunters.org, yakni Kian Jek dari San Francisco dan Robert Gagliano dari Cottonwood, Arizona. Laman planethunters.org dibentuk pada 2010 untuk melakukan riset pola perilaku manusia terhadap data yang dikumpulkan teleskop antariksa Kepler milik NASA.

Pengunjung situs Planet Hunters memiliki akses ke data yang dipilih secara acak dari salah satu bintang sasaran Kepler. Sukarelawan diminta menggambar kotak untuk menandai lokasi transit yang terlihat--ketika sebuah planet lewat di depan bintang induknya.

Baca juga: Fenomena Sun Dogs, Empat Matahari, Langka? Ini Penjelasannya

Jek dan Gagliano melihat kedipan samar dalam cahaya yang disebabkan oleh planet yang melintas di depan bintang induknya. Data tersebut kemudian dikonfirmasi ulang oleh tim astronom profesional di Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawaii.

"Semuanya ada empat bintang, menciptakan lingkungan yang sangat rumit. Namun, semua ada di orbit yang tampaknya stabil," kata Chris Lintott, dari Universitas Oxford, anggota studi, seperti dilansir laman Trip B. "Itu benar-benar membingungkan, yang merupakan salah satu hal yang membuat penemuan ini begitu menyenangkan."

Binary star, atau bintang berpasangan, adalah sistem dalam tata surya di mana dua bintang mengorbit di sekitar satu massa secara bersamaan. Sistem ini jarang ditemukan.

Lintott mengatakan sebenarnya ada enam planet lain di sekitar bintang ganda. Mereka semua cukup dekat jaraknya satu sama lain. "Planet-planet terbentuk dalam posisi berdekatan dan mampu berpegang teguh pada orbit yang stabil. Itu mungkin memiliki implikasi terkait dengan bagaimana planet terbentuk di tempat lain," katanya.

Baca juga: Halo Effect dan Fenomena Empat Matahari, Serupa tapi Tak Sama

Simak artikel menarik seputar ph1, planet dengan empat matahari, hanya di kanal Tekno Tempo.co.

TRIP B | PLANET HUNTERS

Berita terkait

Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.

Baca Selengkapnya

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.

Baca Selengkapnya

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.

Baca Selengkapnya

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.

Baca Selengkapnya

Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.

Baca Selengkapnya

Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

26 Juni 2023

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

Observatorium Bosscha, akhirnya dibuka kembali untuk kunjungan publik. Tempat yang tepat mengisi liburan sekolah anak.

Baca Selengkapnya

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

12 Mei 2023

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?

Baca Selengkapnya

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

11 Mei 2023

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.

Baca Selengkapnya