Ini Penyebab Angin Puting Beliung di Rancaekek dan Karawang

Sabtu, 12 Januari 2019 08:48 WIB

Tumpukan material rumah yang rusak diterjang angin puting beliung menumpuk di jalan permukiman Cipadung Wetan, Bandung, Jabar, 19 Desember 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab kejadian angin puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung dan Karawang. Kejadian pada Jumat siang dan sore, 11 Januari 2019 itu merusak ratusan rumah. Mayoritas rusak ringan, belasan rumah rusak berat.

Baca juga: Basarnas Bandung Evakuasi Para Korban Angin Puting Beliung

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, angin puting beliung terjadi Jumat 11 Januari 2019 pukul 11.45 WIB. Lokasi Kejadian di Desa Muktijaya Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Berhubung di wilayah Karawang nihil stasiun pemantau cuaca permukaan, laporan data angin maksimum pada saat kejadian angin kencang tidak bisa diketahui.

"Angin dengan kecapatan lebih daru 63 kilometer per jam dapat menyebabkan kerusakan pada atap bangunan serta ranting pohon patah," kata Tony, Sabtu, 12 Januari 2019. Sementara angin puting beliung di Rancaekek sore harinya, terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kadang disertai petir dan angin kencang di wilayah Bandung Timur dan sekitarnya.

Baca juga: Penyebab Kemunculan Angin Puting Beliung Sulit Diprediksi

Advertising
Advertising

Kondisi cuaca saat itu diketahui suhu permukaan laut di perairan utara Jawa masih hangat. Kondisi itu mengindikasikan penguapan masih cukup signifikan untuk pembentukan awan-awan hujan di antaranya di wilayah Jawa Barat. Adapun berdasarkan pola sebaran angin angin pada ketinggian 3.000 kaki. Wilayah Jawa Barat dilewati oleh daerah belokan angin dan konvergensi, sehingga mendukung suplai awan-awan hujan di wilayah tersebut.

Pada tanggal kejadian ada pertumbuhan awan karena faktor pemanasan yang cukup kuat pada pagi hingga siang hari. Kondisi itu didukung oleh faktor lokal yang cukup signifikan seperti kelembaban udara yang tinggi. Sehingga, menyebabkan peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus.

"Itu yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir serta angin kencang," katanya.

Berdasarkan pantauan citra satelit terdapat pembentukan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Bandung Timur dan sekitarnya pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 15:10 WIB. Adapun faktor regionalnya, terdapat pertemuan massa udara di sekitar Jawa Barat dan belokan angin (shearline) di Jawa Barat bagian tengah.

Baca juga: Terbangkan Tenda, Puting Beliung Terjang Pesta Rakyat di Aceh

Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG Agie Wandala Putra mengatakan, proses terjadinya angin puting beliung memiliki kaitan erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus (CB). Pada fase tumbuh itu, kata Agie, proses pengangkatan massa udara lembap sangat dominan.

Adapun di dalam awan sedang terjadi arus udara yang naik ke atas dengan tekanan sangat kuat. "Pada fase ini hujan belum turun karena titik air serta kristal es masih tertahan akibat arus udara naik yang lebih besar dari berat partikel-partikel tersebut," ujar Agie, saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Masuk fase dewasa, terjadi perbedaan suhu permukaan bumi dan atmosfer lapisan atas yang cukup besar. Didukung oleh arus udara yang sangat kuat dari permukaan menuju sel awan CB ini umumnya disertai dengan arah angin yang berbeda antara angin lapisan permukaan dan atas. "Ini menyebabkan terbentuknya pusaran angin yang merupakan semacam 'penjuluran' dari bagian awan CB hingga mendekati permukaan bumi," katanya.

Pada fase ini, masyarakat bisa memperhatikan gejala atau indikasi munculnya angin puting beliung. "Saat fase awan menjadi gelap, nanti ada udara dingin dan ada pusaran angin kayak belalai gajah," ujar Agie.

Setelah kondisi itu, berat titik air sudah lebih besar dari arus udara naik, sehingga akan mulai terbentuk arus udara turun dan mulai terjadi hujan. "Umumnya di bagian awan CB yang lain di sebelah titik terjadinya puting beliung, terdapat hujan yang cukup signifikan dan hembusan udara dingin yang kuat," ujar Agie. Berikutnya fase punah, yaitu tidak ada massa udara yang naik namun massa udara akan meluas di seluruh awan hingga pertumbuhan awan akan berakhir.

Baca juga: Bima Arya Pastikan Korban Bencana Puting Beliung Sudah Tertangani

Simak kabar terbaru seputar angin puting beliung di Rancaekek, Bandung, dan Karawang hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

BMKG Peringatkan Potensi Hujan Petir, Angin Kencang di Jakarta Selatan, Timur dan Barat

15 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Hujan Petir, Angin Kencang di Jakarta Selatan, Timur dan Barat

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi hujan disertai petir dan angin kencang di Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Barat siang atau sore.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

17 jam lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

Dalam peringatan dini cuaca BMKG 28-30 Maret 2023 tampak daftar wilayah berpotensi hujan lebat terus berkurang dari hari ke hari.

Baca Selengkapnya

Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

17 jam lalu

Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

Tersisa empat titik banjir di Demak dengan ketinggian 10-20 sentimeter. Pengerahan teknologi modifikasi cuaca belum berani dihentikan.

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 28 - 29 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

1 hari lalu

Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

Sebagian besar wilayah di Indonesia masih berpotensi hujan maupun hujan lebat hari ini, Kamis 28 Maret 2024, menurut peringatan dini cuaca BMKG.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

2 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

Jakarta diperkirakan berawan sejak dinihari hingga Rabu pagi ini. Hujan baru berpeluang turun sejak sore ke malam.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

3 hari lalu

Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

Gempa bermagnitudo 3,1 menggoyang wilayah Sumedang, Majalengka, serta Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat selepas sahur, Selasa 26 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

3 hari lalu

BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

Provinsi Jawa Barat ditetapkan berstatus siaga dampak cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

4 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya