Noompang: Aplikasi Cari Tebengan, Bisa untuk Mudik Jarak Dekat

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 20 Mei 2019 07:30 WIB

Lima perempuan muda asal Polandia mencari tumpangan di tepi Jalan Kartasura, Kab.Sukoharjo, pada Rabu, 26 Juli 2017. Turis ini dari Jogja hendak ke Surabaya, namun menolak naik bus. (Tempo/Dinda Leo Listy)

TEMPO.CO, Jakarta - Noompang, aplikasi buatan anak bangsa, menawarkan solusi bagi yang ingin mencari tumpangan untuk mudik jarak dekat, misalnya dari Jakarta ke Bandung atau sekadar mencari tumpangan menuju lokasi di sekitar ibu kota.

Noompang dikembangkan guna memanfaatkan bangku kosong di mobil atau sepeda motor Anda, untuk digunakan bersama orang lain yang memiliki tujuan perjalanan sama.

"Kami berinisiatif membangun aplikasi ini karena awalnya sering pergi dan pulang Jakarta dan Bandung saat kuliah. Ternyata yang seperti ini banyak, jika satu tujuan semestinya bisa lebih praktis dan hemat jika berbagi tumpangan," kata inisator dan CEO Noompang, Mirsa Sadikin, kepada Antara di Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2019.

"Bisa juga jadi solusi, misalnya mudik ke Bandung bersama pengguna lain yang searah," kata dia.

Mirsa, 24 tahun, membangun Noompang bersama dua rekannya selama 6 bulan pada 2018. Awalnya aplikasi itu menyasar segmen mahasiswa yang rutin pergi-pulang Jakarta dan Bandung.
Aplikasi Noompang (play.google.com)

Namun dalam perkembangannya, pengguna Noompang bergeser ke kalangan pekerja yang memiliki jadwal berangkat dan pulang rutin.

"Awalnya segmen kami adalah mahasiswa, ternyata jadwal yang rutin adalah kalangan pekerja. Mereka banyak yang numpang dan memberi tumpangan," katanya. "Jadi saat ini segmen kami adalah pekerja dengan jam kerja rutin."

Salah satu kelebihan aplikasi ini adalah harga tumpangannya yang lebih terjangkau. Untuk tumpangan dari Jakarta ke Bandung, kata Mirsa, hanya memakan biaya Rp50 ribu - Rp70 ribu. Sedangkan untuk tebengan dalam kota hanya Rp10 ribu - Rp20 ribu, tergantung jarak tempuh.

"Tidak lelah nyetir, lebih hemat, bisa sharing juga," kata dia.

Mirsa mengatakan, aplikasi itu hanya memberikan rekomendasi harga. Sedangkan pemilik kendaraan maupun penumpang bisa membicarakan harga secara rinci, termasuk jumlah bangku yang tersedia dan fasilitas yang ada di kendaraan itu.

"Bisa lebih murah, bisa kasih lebih, terserah mereka," kata dia.

Bedanya dengan model transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek maupun Grab, Noompang tidak menjadikan penggunanya pengemudi taksi online, melainkan tetap menjalani pekerjaannya namun bisa mengambil keuntungan dengan berbagi tumpangan.

Aplikasi yang terbentuk pada Juli 2018 itu tidak hanya menangani perjalanan Jakarta-Bandung, namun juga bisa ke Jawa Tengah misalnya Solo dan Yogyakarta.

Mirsa mengatakan, untuk saat ini mereka masih fokus mengembangkan Noompang di Jabodetabek dan Bandung, namun tetap melirik peluang melebarkan jaringan aplikasinya di daerah potensial, misalnya Surabaya dan Malang.

Ketika ditanya soal keamanan pengguna aplikasi atas potensi kejahatan oleh pengguna lain saat perjalanan, Mirsa memastikan Noompang telah merekam data-data berupa nomor KTP, STNK hingga link sosial media yang diperlukan sebelum pengguna mendaftar di aplikasi itu.

Noompang makanan

Tidak hanya menawarkan tumpangan, aplikasi itu juga menyasar sektor distribusi kuliner melalui fitur Noompang Food yang baru diluncurkan pekan pertama Mei 2019.

"Banyak yang ingin menitip makanan, misalnya makanan khas Bandung ke Jakarta dengan pengiriman satu hari. Noompang menawarkan itu, bisa numpangin makanan dari Bandung ke Jakarta, atau sebaliknya," kata dia.

Ia mengatakan, segmen konsumen Food dengan Noompang berbagi tumpangan berbeda. Jika Noompang kendaraan umumnya kalangan pekerja yang ingin praktis dan berhemat ongkos, maka konsumen Noompang Food adalah kalangan muda yang suka mencoba kuliner baru.

Selain makanan, Mirsa juga mengatakan tengah melirik potensi penyewaan mobil untuk dimasukkan ke dalam aplikasi Noompang.

Saat ini, Noompang telah bekerja sama dengan tiga agen perjalanan untuk menyediakan kursi kepada pengguna aplikasi yang telah memesan.

Mirsa mengatakan melalui fitur itu, Noompang berhasrat mengambil 5 persen dari sekira 1,5 juta orang yang berpergian Jakarta ke Bandung dan sebaliknya setiap hari.

Saat ini, aplikasi Noompang yang dikembangkan dengan investasi di bawah Rp1 miliar itu telah memiliki 10 ribu pengguna dan ditargetkan bisa meningkat hingga 100 ribu pengguna pada awal tahun depan.

Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

13 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

2 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

3 hari lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

3 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

5 hari lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

6 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

7 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

9 hari lalu

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

Dengan 1 liter bahan bakar mampu menempuh jarak 31 kilometer. dipadukan dengan tenaga elektrik, jadi semakin irit. Keluarga juga nyaman karena di atap terdapat Panoramic Glass Roof with Power Sunshade.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

9 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Kembangkan Fitur Kelola Jadwal, Tidak Ada Lagi Alasan Lupa

9 hari lalu

WhatsApp Kembangkan Fitur Kelola Jadwal, Tidak Ada Lagi Alasan Lupa

Fitur terbaru WhatsApp memudahkan pengguna untuk mengatur pengingat jadwal via grup.

Baca Selengkapnya