Bahaya, Setiap Hari 70 Ton Limbah Medis Belum Dikelola Optimal

Jumat, 16 Agustus 2019 09:00 WIB

Ribuan jarum suntik limbah medis yang ditemukan di tepi jalan kawasan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 5 Maret 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Limbah medis dari rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan setiap hari mencapai 290 ton. Namun limbah berbahaya yang bisa diproses di tempat pengolahan limbah medis baru mencapai 220 ton. Masih ada 70 an ton sisanya yang belum dikelola secara optimal.

Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali, menyatakan limbah medis yang belum bisa dikelola itu masih sangat besar. Volume limbah medis itu (290 ton) berasal dari 2.820 rumah sakit dan 9.884 puskesmas di Indonesia.

“Itu belum termasuk dari klinik-klinik, unit transfusi dan apotek pun punya limbah medis. Sementara tempat untuk pengelolaan limbah medis masih sedikit dan kapasitasnya juga terbatas,” kata Imran di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.

Hingga saat ini baru ada 10 jasa pengelolaan limbah medis berizin di Indonesia dengan kapasitas pengelolaan limbah 170-an ton per hari. Sementara itu baru ada 87 rumah sakit yang memiliki alat incinerator untuk mengolah limbah medis sendiri dengan kapasitas 60-an ton per hari.

“Jika ditotal kapasitas penglolaan limbah medisnya 220 ton per hari, sedangkan limbah yang dihasilkan secara nasional 290 ton perhari. Jadi masih ada gap timbunan 74 ton limbah medis per hari yang belum dikelola,” katanya.

Advertising
Advertising

Menurut dia terbatasnya jasa pengelolaan limbah ini menjadi salah satu penyebab banyaknya limbah medis yang tidak terkelola. Kemenkes bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan limbah medis berbasis wilayah bekerjasama dengan pihak swasta.

“Ini mudah-mudahan bisa menyelesaikan tidak ke seluruh wilayah cukup dibatasi di satu wilayah. Yogya kita harapkan juga berbasis wilayah provinsi sendiri, jadi salah satu model pengolahan limbah medis nantinya,” kata dia.

Saat ini di Yogyakarta ada 78 rumah sakit dan 121 puskesmas yang menghasilkan limbah medis hingga 4.008 kilogram per hari. Untuk pengelolaan limbah, masih harus dibawa ke Jawa Barat meskipun beberapa rumah sakit sudah punya unit pengelolaan.

Ia juga menyarankan kepada rumah sakit untuk memilah limbah medis. Tujuannya untuk mengurangi kapasitas limbah yang masuk ke incinerator. Tak hanya itu, rumah sakit juga diharapkan dapat menggunakan teknologi pengelolaan sampah tanpa incinerator. Misalnya microwave yang dapat mengurangi volume limbah medis di pihak ke-3.

Sekjen Persi (Persatuan Rumah Sakit Indonesia) Pusat, Lia Gardenia Partakusuma mengatakan pengelolaan limbah medis perlu dilakukan agar tidak membawa dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Salah satunya rumah sakit melakukan pengelolaan limbah sendiri dengan incinerator.

“Langkah lain bagi rumah sakit yang tidak bisa mengelola limbahnya sendiri bisa kerja sama dengan pihak ke-3 yang sudah berizin,” kata dia.

Lia menyampaikan kerja sama dapat dilakukan dengan transporter atau pihak pengangkut dan pengolah limbah. Hingga saat ini terdapat 100 transporter berizin dan 10 pengelola limbah medis berizin.

“Untuk pengelola limbah medis memang masih sedikit, 10 se-Indonesia dan ini banyak di Pulau Jawa ada lima,” kata dia.

Lia menegaskan pengelolaan limbah medis ini penting dilakukan sebab jika tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Salah satunya dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit kanker.

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

7 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

9 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

9 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya